HARIANE - Toko Kopi TUKU yang berpusat di Jakarta dan tengah populer di wilayah Jabodetabek bertamu ke Yogyakarta pada 19-25 Juli 2024 di sejumlah lokasi, seperti Klinik Kopi (19-20 Juli), Bloomery Taman Siswa (19-27 Juli), Bloomery Jalan Kaliurang (22-27 Juli), Minarwati (23 Juli) dan ditutup aktivasi dengan Warung Kopi Raharja (24 Juli) di Amri Museum and Art Gallery.
Terinspirasi oleh budaya kopi yang hidup di Melbourne, Australia, Founder & CEO Toko Kopi Tuku, Andanu Prasetyo, memulai perjalanannya di dunia kopi dengan mempelajari seni meracik kopi di kota yang kala itu menjadi kiblat kedai kopi dunia.
Dengan deretan coffee shop di Melbourne yang inovatif dan fokus pada kualitas, memberikan pengalaman berharga bagi Tyo untuk kemudian dituangkan dalam sentuhan milik TUKU.
Namun, di Yogyakarta dengan kehangatan dan keramahannya yang khas, juga mencuri perhatian Tyo yang melihat bagaimana budaya ngopi angkringan di pinggir jalan kota Yogyakarta begitu erat dengan nilai kebersamaan dan tradisi, sesuatu yang ingin ia hadirkan dalam setiap sajian TUKU.
"Yogyakarta selalu punya tempat spesial di hati. Rasa ketetanggaan yang hangat dan bersahabat selalu menjadi inspirasi bagiku dalam mengembangkan TUKU," kata Tyo, Rabu, 24 Juli 2024.
Kerinduan TUKU untuk menawarkan pengalaman menikmati kopi yang hangat dan kecepatan servis ala Melbourne dan Yogyakarta, akhirnya terwujud dengan bertamunya TUKU ke Kota Yogya.
Berkolaborasi dengan beberapa bisnis lokal setempat, TUKU menyapa Tetangga (panggilan untuk pelanggan dan penikmat kopi TUKU) Yogyakarta yang menantikan berbagai menu kopi dan kudapan khas yang sebelumnya hanya bisa dinikmati saat TUKU hadir dalam event-event lokal seperti Yogyakarta X Beauty, LOL Yk dan Prambanan Jazz Festival.
Tyo mengatakan peluang market di Yogya untuk menikmati produk dari TUKU cukup besar. Namun saat ini ia belum membuka toko paten di wilayah ini.
Pada 2022 sekitar 3.000 kedai kopi hadir di kota ini dan mencatatkan Yogya sebagai kota dengan kedai kopi terpadat di Indonesia.
Di tengah geliat ekonomi kreatif Yogyakarta, khususnya di sektor pariwisata dan kuliner, TUKU berharap dapat turut mewarnai skena kopi yang semakin semarak.
“Saat ini kami masih observasi untuk menyesuaikan budaya di Jogja karena Jogja juga terbentuk dari berbagai macam komunitas. Selain itu di Jogja banyak coffee shop, jadi kami masih mencari konsep yang pas karena kami ingin TUKU ini sustain di Jogja. Saya melihat di Jogja ini peluangnya besar, kami sudah berjejaring dan merasa ada ruang buat kami,” terangnya.
Toko Kopi TUKU mengawali perjalanan dari tahun 2015 di sebuah toko kecil di Jl. Cipete Raya, Jakarta Selatan, dengan fokus utama menemukan rasa kopi yang cocok di kalangan tetangga sekitar.