"Terasa seperti awal sesuatu yang istimewa, tetapi kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun aplikasi ini," tulis Zuckerberg di akun Threadsnya.
"Akan membutuhkan waktu, tetapi saya pikir harus ada aplikasi percakapan publik dengan lebih dari 1 miliar pengguna di dalamnya", tulis Zuckerberg.
Dikutip dalam Businessinsider bahwa Zuckerberg memanfaatkan kepemilikan Twitter yang kacau oleh Musk untuk meluncurkan produk baru ini.
Threads diharapkan oleh Meta akan menjadi platform pilihan bagi selebriti, perusahaan, dan politisi.
Dibawah kepemilikan Musk, moderasi konten di Twitter telah dikurangi hingga minimum dengan adanya gangguan dan keputusan yang gegabah, yang membuat selebriti dan pengiklan menjauh.
Musk juga memecat lebih dari separuh staf Twitter, sebagian di antaranya mungkin pindah ke perusahaan teknologi lain, termasuk Meta.
Meta juga memiliki banyak kritikus, terutama di pasar besar Eropa, yang dapat memperlambat pertumbuhan Threads di Eropa.
Perusahaan ini telah dikritik karena pengelolaan data pribadi, yang merupakan bahan dasar bagi iklan yang ditargetkan dan membantu Meta mengumpulkan miliaran dolar keuntungan.
"Meta suka mengumpulkan informasi pribadi dan saya tidak percaya dengan cara mereka memperlakukan informasi pribadi.
Saya juga mendapatkan kesan bahwa ini adalah perusahaan yang dibenci oleh UE, jadi saya ragu," cuit seorang pengguna Jepang dikutip dalam Timesofisrael.
Sedangkan sebagian orang lainnya bahkan sudah beralih dari Twitter ke Threads. Persaingan Twitter VS Threads mungkin akan terus ada sampai beberapa waktu ke depan.****