Berita , Kesehatan
Varian Baru Covid19 Pirola Disebut Mengkhawatirkan, Benarkah Vaksin Tidak Ampuh?
HARIANE - Varian baru Covid19 terus bervolusi dan masih menyebar di kalangan masyarakat. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan peningkatan tren kasus sejak periode 8-14 Oktober 2023 meski jumlah pasien rawat inap dan kematian masih stagnan.
The New York Times melaporkan, saat ini varian EG.5 dan HV.1 mendominasi kasus Covid19 di Amerika Serikat.
EG.5 diklasifikasikan oleh WHO sebagai "variant of interest" yang artinya tingkat kemerataannya meningkat.
Varian ini memuncak pada September dan perlahan menurun dari 25% kasus ke 13% pada Desember ini.
Sementara itu varian Covid19 HV.1 mengambil alih posisi EG.5 sebagai varian yang dominan pada akhir Oktober dan hingga kini tercatat mencakup sebanyak 30% kasus Covid19 di AS.
Selain dua varian itu, para ilmuwan juga menaruh perhatian pada varian BA.2.86 dan JN.1 yang disebut bermutasi dalam jumlah yang mengkhawatirkan.
Varian COVID19 terbaru, BA.2.86 yang diberi nama Pirola ini memiliki mutasi yang jumlahnya evolusioner jika dibandingkan dengan varian pertamanya.
Ditambah lagi muncul kekhawatiran terhadap varian tersebut karena pada data awal menunjukkan bahwa vaksin yang baru bisa jadi tidak efektif melawan Pirola.
Meski demikian, telah dibuktikan bahwa antibodi yang diproduksi dalam merespon BA.2.86 setara dengan respon terhadap EG.5, artinya vaksin yang diberikan pada penderita mampu untu memberikan perlindungan.
Sedangkan untuk varian JN.1 juga diketahui telah menyebar di samping penyebaran BA.2.86. Berdasarkan penelitian awal yang dirilis pada November, JN.1 disebut membawa mutasi yang memiliki kemampuan ekstra untuk mengihndari sistem pertahanan tubuh.
Vaksin Covid19 yang diberikan untuk varian JN.1 masih bisa memberikan perlindungan untuk tubuh penderita meski antibodi yang diproduksi tidak sebanyak ketika digunakan untuk varian lain.
Varian JN.1 disebut cukup memungkinkan untuk menjadi virus yang mendominasi secara global dalam waktu beberapa bulan.