Berita , Nasional , Pilihan Editor , Headline
Menjawab Persoalan Wanita, PBNU Masukkan Para Nyai dalam Kepengurusan
Ichsan Muttaqin
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Kholil Staquf menekankan pentingnya peranan tokoh wanita dalam kepengurusan PBNU untuk menjawab permasalahan bangsa yang makin kompleks. (Foto : Youtube/TVNU)
HARIANE - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan 192 orang untuk menjadi pengurus masa khidmat 2022-2027. Berbeda dari sebelumnya, pada periode pengurusan kali ini, PBNU memasukkan nama sejumlah Nyai dan tokoh wanita dalam menjadi pengurus di PBNU.
Nama-nama Nyai dan tokoh wanita seperti, Ny Hj. Nafisah Sahal Mahfudz (istri Alm KH. Sahal Mahfudz, Rais Aam Syuriah PBNU 1999-2014), Nyai Hj. Shinta Nuriyah A. Wahid (istri Alm Gus Dur), Ny. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, MA (Gubernur Jawa Timur) hingga Ny. H. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi (putri Alm Gus Dur) diharapkan mampu mewakili perempuan dalam menyampaikan suara dan membela kebutuhan kaum perempuan.
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar mengatakan, besarnya jumlah kepengurusan dalam tubuh PBNU ini diharap mampu menjawab berbagai permasalahan umat yang makin banyak dan beragam.
BACA JUGA : Susunan Lengkap Pengurus Besar NU Masa Khidmat 2022-2027Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Sebab, selama ini NU memang selalu menjadi salah satu rujukan dari berbagai negara, baik pemerintah negara lain atau organisasi di negara luar, untuk bisa menemukan solusi kerukunan antar umat beragama. "Ibu-ibu ini memang saat ini sedang kita butuhkan. di saat dunia sudah sedemikian rupa (multi-polar), tenaga dan pikiran mereka kita butuhkan terutama untuk mewadahi kebutuhan dan kepentingan perempuan," ucap KH Miftachul Akhyar di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Rabu 12 Januari 2022. Ketua Umum PBNU masa khidmat 2022-2027, KH Yahya Cholil Staquf sebelum mengumumkan nama-nama pengurus mengatakan, kepengurusan di PBNU kali ini memang lebih gemuk dari yang sebelumnya. Hal ini merupakan respon dari besarnya populasi warga nahdliyin yang lebih dari separuh warga beragama Islam di Indonesia. "Kami berkepentingan untuk menjangkau semuanya sehingga kami membuutuhkan personil yang cukup banyak," katanya. Susunan pengurus harian PBNU ini, menurut Gus Yahya mencerminkan realitas multi polar yang ada. baik dari segi kedaerahan, gender, maupun orientasi politik.
BACA JUGA : Profil KH Yahya Cholil Staquf: Visi Ke-NU-an dan Perdamaian Palestina-IsraelDari sisi ke-daerahan, semua daerah di Indonesia terwakili di PBNU. Sementara dari segi politik, NU memutuskan untuk tidak terlibat dalam politik praktis dan menjaga keseimbangan jarak dengan semua pihak politik. "Setelah 96 tahun usia NU menurut masehi, atau 99 tahun menurut hijriah, kaum perempuan diakomodasi di dalam susunan pengurus harian PBNU," kata Gus Yahya.**** sumber : [1]
1