HARIANE - Pameran Nandur Srawung (NS) ke-11 dihelat selama 14 hari pada 15-28 Agustus di Galeri Taman Budaya Yogyakarta.
Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Purwiati menyampaikan, pada pembukaan NS XI pada 15 Agustus 2024 akan akan menganugerahi dua penghargaan kepada seniman, yaitu Lifetime Achievement Award, penghargaan untuk figur yang telah berjasa dan memberi kontribusi besar pada perkembangan seni rupa di DIY dan Indonesia; dan Young Rising Artist Award, penghargaan untuk seniman muda berbakat (18-35 tahun) yang berpartisipasi pada pameran NS XI melalui panggilan terbuka (open call).
“Event tahunan ini sudah melalui kurasi yang ketat. Ada lima kurator yang bekerja sama dengan Taman Budaya untuk bisa mewujudkan Nandur Srawung ke-11,” kata Purwiati, Kamis, 15 Agustus 2024.
Kurator pameran NS XI, Sujud Dartanto mengatakan, tema yang diusung dalam pameran ke-11 ini adalah "WASIAT: Legacy" di mana menghidupkan kembali jejak para maestro, menjalin warisan masa lalu dengan kreativitas masa kini.
Dengan menampilkan 81 karya dari 75 seniman, pameran ini merayakan warisan seni rupa dari para seniman pendahulu yang telah memberikan kontribusi besar terhadap dunia seni rupa dan sejarah Indonesia.
Tak hanya merayakan karya seni yang menginspirasi, pameran ini juga mengeksplorasi bagaimana warisan tersebut mempengaruhi seniman masa kini dalam berbagai aspek seperti sosial, budaya, dan artistik.
Seniman partisipan pameran NS XI didorong untuk mengeksplorasi warisan seni dengan pendekatan yang inovatif dan personal.
Tidak hanya meniru, seniman partisipan NS XI juga menafsirkan ulang dan menghidupkan kembali warisan seni. Walau berdasarkan warisan, karya yang dipamerkan tetap dikemas dalam konteks kekinian oleh seniman partisipan NS XI.
“Tema yang kami angkat terkait dengan sejarah, yang pertama sejarah seni rupa di mana dalam hal ini kami membagi ke beberapa periode di ruang pamer dari 1945 sampai 2015,” jelas Sujud.
Sujud menyebutkan, untuk menyajikan praktik pewarisan kepada publik, tim kurator membagi ruang pameran menjadi beberapa klaster berdasarkan periode perkembangan seni rupa di Indonesia.
Pembagiannya ialah, Bangsa Merdeka dan Rayuan Pulau Kelapa (1945-1955); Suara Rakyat dan Gelanggang Warga Dunia (1955-an hingga 1965); Lantunan Lirisisme dan Perayaan Bentuk (1965-1975); Menggali Akar dan Mendobrak Batas (1975-an hingga 1985-an); Pengembara di Dunia Mental dan Mimbar Bebas (1985-an hingga 1995-an); Seni Publik dan Media Baru (1995-an hingga 2005-an); dan Seni Pop dan Kampung Global (2005-2015).
Tahun ini NS XI menghadirkan berbagai program acara seperti Bursa Seni, Srawung Sinau (lokakarya bersama praktisi), Nandur Gawe (residensi seni), Gallery Tour, dan banyak program menarik lainnya.****