Sejak 7 Oktober 2023, PBB telah kehilangan 152 staffnya yang menjadi korban di Gaza dan menjadi angka kematian terbesar dalam satu peristiwa di dalam sejarah PBB.
Hambatan bantuan kemanusiaan kedua yang disampaikan Sekjen PBB adalah alat-alat kesehatan vital yang tertahan di perbatasan Gaza. Selain itu, material yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur air dan fasilitas lainnya juga ditolak tanpa alasan yang jelas.
Hambatan yang ketiga adalah masalah operasi distribusi di Gaza termasuk penolakan berulang untuk akses di bagian utara di mana ratusan ribu warga Palestina masih bertahan.
"Sejak awal tahun ini, hanya 7 dari 29 misi untuk mengirim bantuan di utara yang bisa lolos," jelas Guterres.
Ia menjelaskan rute-rute pengiriman bantuan tidak bisa digunakan karena menjadi arena pertempuran dan juga terhalang oleh sisa-sisa reruntuhan yang berhamburan di jalan.
Guterres mengkritik sistem sinyal bantuan kemanusiaan untuk memastikan keamanan distribusi tidak dihormati. Personel bantuan kemanusiaan juga kesulitan berkomunikasi karena jaringan yang terputus sehingga sulit mencari jalan yang aman dan berkoordinasi soal lokasi yang membutuhkan bantuan.
"Para pihak harus menghormati hukum kemanusiaan internasional, melindungi warga sipil, dan memastikan kebutuhan pokok mereka terpenuhi," jelas Guterres.
Selain meminta kemudahan dan keamanan akses distribusi bantuan kemanusiaan, Sekjen PBB juga mengungkapkan harus ada suplai komersial yang tersedia di pasaran untuk kebutuhan dasar warga sipil yang tidak bisa disediakan PBB sendirian di tengah perang di Gaza. ****