HARIANE - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta mencatat inflasi secara tahunan atau year on year (y-on-y) pada Agustus 2024 sebesar 2,33 persen.
Adapun di Kota Yogyakarta, beberapa makanan minuman dan tembakau menjadi penyumbang inflasi tahunan pada Agustus 2024.
Kepala BPS Kota Yogyakarta, Mainil Asni menyebut di Kota Yogyakarta pada bulan Agustus 2024 terjadi inflasi secara month to month (m-to-m) sebesar 0,04 persen, inflasi y-on-y sebesar 2,33 persen dan inflasi year to date 1,13 persen. Inflasi y-on-y Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan Agustus tahun 2023 yang mencapai 4,08 persen.
“Dibandingkan Agustus tahun lalu kondisi (inflasi y-on-y) jauh lebih rendah. Inflasi cukup besar pada makanan dan minuman dan tembakau sebesar 3,74 persen yang memberikan andil terbesar,” ujar Mainil saat rilis berita resmi statistik di Kantor BPS Kota Yogyakarta pada Senin, 2 Agustus 2024.
Mainin menyebut penyumbang utama inflasi bulan Agustus 2024 secara y-to-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil tersebar yakni 0,85 persen.
Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras. Tak hanya itu sigaret kretek tangan, gula pasir, cabai rawit, sigaret kretek mesin dan kopi bubuk juga jadi penyumbang inflasi di Kota Yogyakarta. Namun yang paling dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y adalah beras sebesar 0,45 persen.
“Itu efek dari peningkatan harga beras di akhir tahun Desember hingga beberapa bulan di tahun ini. Kita membandingkan (inflasi) dengan Agustus tahun lalu, sehingga peningkatannya itu efeknya ke sini. Kalau kemarin itu beras secara umum dan nasional naik,” ujarnya.
Sementara itu, penyumbang utama inflasi bulan Agustus 2024 secara m-to-m adalah kelompok transportasi dengan andil 0,10 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain bensin dan tarif angkutan udara. Pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lain inflasinya 0,59 persen dengan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan.
Selain itu pada Agustus kelompok makanan minuman dan tembakau memberikan sumbangan deflasi secara m-to-m sebesar 0,13 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi antara lain bawang merah, telur ayam ras dan daging ayam ras.
Menurutnya secara grafik kondisi di bulan Agustus secara umum tiga tahun terakhir ini kondisinya cukup rendah. Artinya inflasi semakin ke sini semakin terkendali.****