Berita
Bupati Endah Minta Warga Pertimbangkan Tradisi Urbanisasi Usai Lebaran, Ini Alasannya
HARIANE – Momentum Lebaran identik dengan para perantau yang pulang ke kampung halaman atau mudik. Biasanya, para perantau ini saat kembali ke tanah rantau sering mengajak sanak saudara untuk mengadu nasib di Ibu Kota maupun kota besar lainnya.
Tradisi urbanisasi ini masih banyak diminati, sehingga saat arus balik, banyak pemuda yang meninggalkan Gunungkidul untuk mencari pekerjaan di daerah lain.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, berharap agar tradisi urbanisasi yang dilakukan oleh warga Gunungkidul perlahan ditinggalkan. Sebab, potensi daerah sendiri saat ini menunjukkan perkembangan yang positif, terutama di bidang pertanian.
"Sebenarnya kami berharap sudah tidak ada lagi urbanisasi karena ada kabar baik di bidang pertanian Gunungkidul," kata Endah Subekti Kuntariningsih.
Ia menjelaskan, saat ini sektor pertanian di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi yang luar biasa.
Menurutnya, curah hujan yang cukup baik mendukung pertanian, sementara pemerintah juga turut serta dalam memberikan berbagai bantuan, seperti alokasi pupuk yang melimpah serta distribusi benih padi dan jagung yang terus digelontorkan.
Selain itu, setelah Bulog ikut melakukan intervensi, kesejahteraan petani mulai meningkat. Sebagai contoh, harga gabah dan jagung milik petani kini dibeli dengan harga yang cukup tinggi.
"Setelah pemerintah dan Bulog ikut mengintervensi, ternyata petani senang. Salah satunya gabah yang kini dibeli dengan harga tinggi. Dulu hanya Rp3.000 per kilogram, tapi sekarang bisa tembus Rp5.600 bahkan lebih," terang Endah.
Endah sendiri memiliki ketertarikan yang besar di bidang pertanian. Maka dari itu, ia mengambil pendidikan S2 di bidang pertanian untuk menggali lebih dalam potensi serta mencari solusi bagi daerahnya.
"Kita tidak memiliki industri atau pabrik besar seperti di kota lain, tapi kita memiliki lahan yang luas. Maka dari itu, lahan ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk pertanian dan mendorong generasi muda agar tertarik bertani," paparnya.
Sebagai aksi nyata, ia memulai dari dirinya sendiri dengan mengembangkan tanaman di pot dan lahan yang ia miliki agar dapat dicontoh oleh generasi muda serta petani muda lainnya.
"Mengedukasi masyarakat bahwa tanpa tanah langsung pun, kita bisa menghasilkan makanan dari tanaman yang kita tanam," imbuhnya.