HARIANE – Kabupaten Gunungkidul bersiap menghadapi lonjakan pemudik yang diperkirakan meningkat hingga 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 29-30 Maret 2025, pemerintah daerah bersama kepolisian dan dinas terkait mulai menyiapkan strategi untuk memastikan kelancaran lalu lintas dan keamanan di jalur utama maupun alternatif.
Untuk menyambut kedatangan pemudik, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mulai melakukan berbagai persiapan, khususnya dalam hal lalu lintas. Mengingat, pada momen-momen besar sering terjadi kemacetan dan berbagai kondisi lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan Gunungkidul, Irawan Jatmiko, mengatakan bahwa puncak arus mudik ke Kabupaten Gunungkidul diperkirakan akan terjadi pada 29 dan 30 Maret 2025 mendatang. Diprediksi, sebelum tanggal-tanggal tersebut, pemudik juga sudah mulai berdatangan ke Gunungkidul.
“Hasil survei yang kami pedomani, setidaknya ada 2,3 juta orang yang akan mudik dan masuk ke DIY. Tentu dari jumlah ini akan tersebar ke kabupaten dan kota di daerah ini, termasuk ke Gunungkidul,” terang Irawan Jatmiko.
Menurutnya, aktivitas yang akan sangat padat terjadi di Terminal Giwangan dan Stasiun Tugu, kemudian untuk tujuan Gunungkidul akan tersentral di Terminal Dhaksinarga.
“Potensi pemudik yang masuk ke Gunungkidul diperkirakan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mungkin naik 10 persen atau bahkan lebih,” tambahnya.
Berkaca pada mudik 2024 lalu, jumlah kendaraan AKAP dan angkutan daerah yang masuk ke Terminal Dhaksinarga sebanyak 1.140 unit. Sementara itu, kendaraan roda dua yang masuk selama periode libur Lebaran tercatat sebanyak 297.537 unit, dan mobil sebanyak 166.467 unit.
“Tahun ini kami intensifkan pengamatan langsung di pos-pos yang didirikan oleh TNI, Polri, Dishub, serta satuan lainnya. Selain itu, kami juga melakukan pemantauan melalui CCTV yang tersedia, termasuk dengan media sosial,” imbuh Irawan.
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan bersama lintas sektoral meliputi survei kesiapan sejumlah jalur, baik jalur utama maupun jalur alternatif yang bisa digunakan untuk menuju Gunungkidul.
“Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan provinsi dan pusat terkait perbaikan PJU, APILL, serta pengecekan rambu-rambu lalu lintas. Jika diperlukan, beberapa rambu akan ditambah,” sambungnya.
Sementara itu, Kabagops Polres Gunungkidul, Kompol Mustaqim, menjelaskan bahwa dalam pengamanan Operasi Ketupat Progo 2025, akan didirikan pos pengamanan di titik-titik kepadatan dan rawan kemacetan, seperti Pos Hargodumilah dan Pos Siyono.
“Kami mendirikan 6 pos pengamanan (Pospam), 32 pos jalur, serta pos-pos di kawasan pantai untuk melakukan pengamanan, penguraian kemacetan, dan penanganan kejadian tidak terduga di lokasi. Kami juga telah memetakan titik-titik rawan kemacetan di beberapa wilayah,” jelas Kompol Mustaqim.