Gaya Hidup
Cara Menghindari Efek Negatif Roleplay, Orang Tua Harus Tahu Cara Bermain Roleplay Bersama Anak
Dengan memainkan peran orang lain dapat membuat anak mengerti tentang pandangan orang lain, merencanakan sesuatu, dan beberapa aspek kehidupan. Hal ini melatih penyelesaian masalah dengan membentuk skenario dunia nyata.
Seperti contohnya saat mereka berperan sebagai ibu yang sedang mengasuh anak bayi dengan boneka kesayangannya. Mereka berimajinasi bahwa bayi itu sedang menangis dan rewel, maka mereka akan berpura-pura mencari solusi dengan menenangkannya, memberi susu botol, atau mengganti celananya.
Anak-anak juga sering berpura-pura melakukan percakapan telepon tentang urusan orang dewasa seperti bisnis, kerja kantoran, dan masalah lainnya.
Dalam bermain 'rumah-rumahan' mereka juga kerap kali berpura-pura menjadi sebuah keluarga bersama teman-temannya. Mereka yang berperan menjadi orang tua akan mencontoh perilaku orang tua mereka dan membuat skenario sedang mendisiplinkan anak mereka.
2. Memperkaya kosa kata dan skill komunikasi
Anak-anak biasanya cepat belajar kosa kata baru seiring bertambahnya tingkat komunikasi bersama orang lain, terutama orang tua. Bermain roleplay bersama anak menjadi kesempatan untuk mengajarkan anak kata-kata baru.
Seperti saat bermain restoran, anak akan berpura-pura menjadi pelayan dan menawarkan menu, sedangkan orang tua menjadi pengunjung yang mencari makan. Mereka akan melatih gaya komunikasi dan berhadapan dengan orang lain.
Mengenal kata baru membuat anak dapat mengungkapkan semua yang ada di pikirannya sehingga menambah kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi tanpa sulit memilih kata yang tepat.
3. Membangun kemampuan sosial dan kemampuan emosional
Selama bermain roleplay, anak biasanya menempatkan diri mereka secara imajinatif sebagai karakter yang mereka suka atau sering dilihat.