Berita , D.I Yogyakarta , Kesehatan
Cegah Tradisi Berandu, Simak Penyebab dan Cara Penularan Antraks
HARIANE - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sedang gencar untuk cegah tradisi berandu yang menyebabkan beberapa orang terjangkit antraks di wilayah tersebut.
Tradisi berandu dalam sebuah investigasi oleh Balai Besar Veteriner Wates dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, merupakan tradisi yang melakukan pemotongan sapi dan kambing sakit yang dilakukan secara paksa.
Kemudian daging dari pemotongan tersebut diperjualbelikan ke tetangga dengan harga di bawah standar, sehingga banyak warga yang beresiko terkena penyakit antraks.
Terjadi baru-baru ini terdapat warga yang terjangkit antraks, penyakit tersebut bisa menular sehingga menyebabkan tiga warga meninggal dunia dan 87 orang positif antraks.
Cegah Tradisi Brandu dengan Mengenal Penyebab dan Cara Penularan
Masyarakat mulai sekarang diharapkan untuk cegah tradisi berandu yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Dilansir dari Instagram Pemerintah Gunungkidul terdapat penyebab dan cara penularan antraks yang menyerang warga Gunungkidul.
Tradisi berandu dapat diketahui bahwa mengonsumsi daging bangkai yang mati tidak dengan cara disembelih, tetapi karena sakit, terinfeksi atau sebab lainnya sangat beresiko.
Resiko terjadi karena dalam daging bangkai tersebut dapat menularkan berbagai penyakit, seperti virus, bakteri, dan racun yang dapat menyebabkan keracunan, infeksi, kulit melepuh, diare, mual, pusing bahkan kematian.
Dengan cegah tradisi berandu dapat mengurangi resiko penularan antraks, karena penyakit ini bisa menular ketika manusia mengonsumsi daging bangkai sapi atau kambing yang sakit.
Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini bersifat zoonosis, artinya dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.