Berita , D.I Yogyakarta , Kesehatan
Cegah Tradisi Berandu, Simak Penyebab dan Cara Penularan Antraks
Penularan Antraks dapat menyerang kulit, paru-paru, dan usus. Gejala antraks antara lain demam tinggi, sakit kepala, lemas, batuk darah, muntah darah, diare berdarah, dan luka bernanah di kulit.
Hewan ternak dapat terinfeksi antraks melalui :
1. Kontak luka kulit
2. Saluran pernapasan (terhirup) 3. Saluran pencernaan (termakan/terminum)Hewan yang terinfeksi antraks dapat menularkan penyakit ke manusia bila :
1. Terjadi kontak kulit dengan hewan atau produk hewan
2. Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi tanpa dimasak sempurna 3. Menghirup spora antraks dari kulit atau bulu hewan.Selain menyebabkan penyakit antraks, daging bangkai juga dapat menjadi media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak kualitas daging dan menghasilkan bau busuk.
Bau busuk tersebut diketahui karena darah tidak keluar secara sempurna saat hewan mati dan menggumpal di aliran darah dan otot.
Mikroorganisme yang ada di daging bakai ini dapat menghasilkan racun atau toksin yang dapat meracuni tubuh manusia jika mengonsumsi daging bangkai sapi maupun kambing.
Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mengonsumsi daging bangkai dan mengubur atau membakar hewan yang mati agar tidak menimbulkan penyakit.
Jika ingin mengonsumsi daging sapi atau kambing, pastikan hewan tersebut disembelih dengan benar dan sehat.
Pemerintah dan masyarakat Gunungkidul dengan adanya kasus antraks, diimbau untuk bersama-sama mensosialisasikan soal cegah tradisi brandu yang menjadi awal mula penyakit antraks.****