Berita , D.I Yogyakarta
Dibangun Dimasa Penjajahan, Jembatan Srandakan Lama Akhirnya Ambrol
HARIANE - Jembatan Srandakan lama yang telah dibangun sejak era penjajahan dan telah menjadi saksi bisu sejarah perjalanan trasnportasi di Kabupaten Bantul akhrinya ambrol pada Kamis 6 Februrari, 2025 malam.
Jembatan yang dahulunya digunakan sebagai jalur kereta api lori tebu itu tak lagi kuat menahan beban waktu dan kondisi lingkungan yang berubah.
Informasi mengenai ambrolnya jembatan Srandakan lama ini dibenarkan oleh Kapolsek Srandakan Kompol Edi Mulyono. Dia mengatakan bahwa jembatan tersebut ambrol pada pukul 22.00 WIB.
"Kondisinya memang sudah rusak sejak tahun 2000," ujarnya, Jumat, (7/2/2025).
Menurutnya, sejak ada jembatan baru yang dibangun di sisi selatan jembatan lama, jalur penghubung tersebut sudah tidak digunakan lagi oleh masyarakat.
Namun, bangunan tua itu masih kerap dikunjungi warga untuk sekedar berfoto.
Namun, belakangan ini, pihak kepolisian telah memasang penutup agar masyarakat tidak melintas. Hal ini setelah adanya peristiwa jebolnya DAM Srandakan beberapa waktu lalu.
"Kami memberikan larangan kepada warga agar tidak mendekati atau melintas di Jembatan Srandakan lama karena kondisinya membahayakan," ucapnya.
Jembatan Srandakan lama sendiri memiliki sejarah panjang. Jembatan ini tepatnya dibangun pada tahun 1925 dan diresmikan empat tahun setelahnya pada 1929.
Pada mulanya, jembatan ini difungsikan untuk perlintasan kereta lori untuk mengangkut tebu, dengan panjang 531 meter.
Seiring berjalannya waktu, jembatan ini dialihfungsikan sebagai jembatan transportasi umum. Tepatnya tahun 1952.
Kemudian di tahun 1962, pemerintah melakukan perbaikan, dengan mengganti lantai kayu ke lantai beton.