Memberikan label atau sebutan (labeling) memiliki keterkaitan yang erat dengan konstruksi sosial. Konstruksi sosial merujuk pada proses di mana realitas sosial atau makna dibentuk, dipahami, dan diinterpretasikan oleh individu dan masyarakat. Sehingga labeling merupakan salah satu elemen yang turut berperan dalam mengonstruksi proses tersebut.
Menurut Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (2014:21), teori konstruksi sosial dinyatakan sebagai suatu proses sosial melalui tindakan dan interaksi, di mana individu atau kelompok individu secara berkesinambungan menciptakan suatu realitas yang bersifat subjektif dan dialami bersama.
Dari sini, dapat dipahami bahwa individu tidak hanya merupakan hasil dari pranata sosial, tetapi juga sebagai pembuatnya. Manusia, melalui aktivitas kreatifnya, terlibat dalam pembentukan masyarakat dan berbagai aspek lain dari realitas sosial.
Proses pelabelan dalam konteks strawberry generation mengacu pada cara masyarakat memberikan sebutan atau label tertentu kepada generasi tersebut berdasarkan ciri-ciri atau perilaku yang dianggap khas. Seperti kreatif, rapuh, dan manja yang dikonstruksi masyarakat sebagai ciri dari strawberry generation.
Label tersebut digunakan masyarakat dalam percakapan sehari-hari, media massa, atau bahkan dalam narasi budaya populer.
Pelabelan secara masif itu membentuk persepsi masyarakat dan dapat mempengaruhi cara mereka bertindak atau bereaksi terhadap situasi tertentu.
Misalnya di kantor, generasi X memiliki persepsi bahwa generasi Z itu lemah dan termasuk generasi stroberi karena sering mengajukan cuti.
Pemberian label dapat menciptakan perbedaan sosial serta stereotip yang melekat pada label-label tertentu dan mempengaruhi cara kelompok tersebut dianggap dalam masyarakat.
Hingga seringkali orang dicap sebagai strawberry generation atau mendapat diskriminasi hanya karena memiliki salah satu karakteristiknya.
Tahap akhir dari konstruksi sosial adalah internalisasi, di mana individu mengidentifikasi dirinya dalam konteks sosial-kulturalnya.
Generasi stroberi mungkin menanggapi label yang diberikan oleh masyarakat dengan memasukkannya ke dalam bagian dari identitas sosial mereka.
Dengan demikian, proses pelabelan tidak hanya memberikan nama pada entitas tertentu, tetapi juga merupakan bagian integral dari cara masyarakat mengkonstruksi makna dan realitas sosialnya.