Berita
Gudeg Bonggol Gedhang Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Gunungkidul, Penasaran Rasanya ?
Ia membuka warung makan dan sengaja menyajikan Gudeg Bonggol Gedhang untuk memperkenalkannya kepada wisatawan yang berkunjung.
“Banyak yang penasaran karena mereka belum pernah mencicipinya. Bahkan ada yang bilang teksturnya mirip daging,” kata Mei sembari tersenyum.
Ia tak menampik bahwa proses memasaknya memang butuh perjuangan.
“Mulai dari mencari pohon pisang kepok yang bagus, memarut bonggolnya, merendam, merebus lama untuk hilangkan getah, lalu dimasak dengan bumbu lengkap. Biar warnanya merah, saya pakai daun jati muda,” jelasnya.
Namun lelah itu terbayar saat melihat pengunjung warungnya tersenyum puas.
“Alhamdulillah, responnya sangat baik. Banyak yang mencarinya, tapi karena memang hanya ada di momen tertentu, ya jadi makin dicari,” pungkasnya.
Kini, dengan pengakuan resmi sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Gudeg Bonggol Gedhang tak hanya bertahan, tetapi juga berpeluang tumbuh menjadi daya tarik kuliner otentik Gunungkidul yang layak dijaga, dicicipi, dan dibanggakan.****