Ada beberapa aspek yang menjadi keunikan dari wayang beber, diantsranya unit beber merupakan benda arkeologi, kemudian daulang merupakan kertas asli buatan lokal yang dibuat dengan cara tradisional, dan lukosan yang memiliki ciri khas yaitu teknik menggambar dan pewarna lukisan yang dibuat dari bahan tradisonal.
"Tahun 2024 ini tim kajian dari Kundha Kabudayan Gunungkidul berupaya melakukan kajian dan penyusunan naskah untuk mengusulkan sebagai warisan budaya dan cagar budaya yang dimiliki Gunungkidul," paparnya.
Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga dan melestarikan keberadaan wayang beber di Gunungkidul. Selain itu, upaya regenerasi juga dilakukan oleh pemerintah menggandeng keturunan dari pemilik benda itu.
"Regenerasi kami lakukan bersama, pengenalan melalui pertunjukan kesenian ini juga kami lakukan. Agar warga Gunungkidul khususnya anak-anak muda mengetahui betapa kayanya Gunungkidul akan tradisi, budaya dan kesenian tradisional," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kundha Kabudayan Gunungkidul, Chairul Agus Mantara mengatakan, dengan adanya pengusulan dan penetapan cagar budaya, masyarakat dan pemerintah memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal pelestarian peninggalan bersejarah.
Kemudian bisa menjadikan salah satu pilihan edukasi dan tentunya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gunungkidul.
"Kami terus menggali potensi-potensi budaya asli Gunungkidul untuk bisa diakui secara nasional sebagai warisan budaya tak benda," tutur Agus Mantara.****