Berita
Inagurasi Presiden Korea Selatan Baru: Yoon Seok Yeol Berikan ‘Solusi’ untuk Konflik dengan Korea Utara
Dyah Ayu Purwirasari
Inagurasi Presiden Korea Selatan Baru: Yoon Seok Yeol Berikan ‘Solusi’ untuk Konflik dengan Korea Utara
Keinginannya tersebut langsung mengundang kontroversi di kalangan warga Korea Selatan karena dianggap memakan biaya yang tidak sedikit dan tidak perlu dilakukan.
Yoon Seok Yeol Menghendaki Denuklirisasi Korea Utara
Acara inagurasi Presiden Korea Selatan yang baru memberikan panggung kepada Yoon Seok Yeol untuk memberikan pidato kenegaraannya yang pertama. Pidato yang disampaikan Yoon disebut sebagai hasil tulisan Yoon sendiri yang mengandung tiga kata kunci, yaitu kebebasan (freedom), pasar (market), dan keadilan (fairness).BACA JUGA : Presiden RI Jokowi Menghadiri KTT ASEAN AS 2022 di Washington DC, Temu Kangen dengan Presiden Joe Biden Setelah 4 TahunDiarangkum dari The Korea Herald, Yoon yang lahir pada 18 Desember 1960 ini menyebut beberapa poin penting yang bisa menjadi gambaran mengenai kebijakan yang akan diambil selama masa presidensinya. Dalam pidatonya, Yoon menyebut demokrasi saat ini mengalami krisis karena konflik antara negara maupun antar kelompok yang membuyarkan informasi atau kebenaran terkait dengan situasi pandemi. Dirinya menyebutkan, demokrasi dibentuk dari pola pikir yang rasional dan intelektual, maka dari itu setiap pernyataan atau pendapat yang dikeluarkan harus berdasarkan fakta ilmu pengetahuan. Presiden Korea Selatan yang baru juga menyampaikan pandangannya soal makna ‘kebebasan’. Menurutnya, kebebasan yang sejati adalah kondisi di mana semua orang bisa menikmati kebebasan ekonomi pada tingkat tertentu, semua orang dijamin untuk bisa mendapatkan pendidikan berkualitas, dan semua orang harus dijamin bisa mengakses dan merasakan pengalaman berbagai aktivitas kebudayaan. Yoon Seok Yeol, dalam inagurasi Presiden Korea Selatan baru kembali menunjukkan sikap tegasnya terhadap Korea Utara. Menurutnya, perdamaian bukan berarti harus menghindari perang. Dirinya juga menyebut program senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman bagi negaranya dan negara-negara di Asia bagian Timur Laut.