Olahraga
Jelang UFC 312, Sean Strickland Ungkap Ritual Khusus dan Ketakutan Terbesarnya di Dunia MMA
HARIANE - Menjelang pertarungan akbar di UFC 312 Sidney, Australia pada Minggu (4/2/2025) melawan Dricus du Plessis, mantan juara kelas Menengah, Sean Strickland membuka tabir sisi terdalamnya yang jarang tersentuh publik.
Di balik sosoknya yang garang di oktagon, tersimpan cerita tentang ketakutan, harapan, dan pencarian makna sejati dalam hidup.
“Aku tatap mataku sendiri di cermin dan katakan, 'Ini hanya pertarungan. Kau sudah melaluinya ribuan kali dalam pikiranmu. Sekarang tinggal menjalankannya.' Itu sederhana, tapi membantuku tetap tenang,” ujar Sean.
Menurutnya, bukan rasa takut akan kekalahan yang sering membayanginya. Lebih dari sekadar hasil di papan skor, Sean mengaku dihantui ketakutan yang lebih dalam, yakni kehilangan jati diri.
“Aku takut terjebak dalam ilusi bahwa aku lebih besar dari kenyataan. Dunia ini bisa membuatmu merasa seperti dewa, tapi pada akhirnya, kita semua manusia biasa,” tuturnya lirih, mengingatkan bahwa di balik sorotan lampu dan sorak sorai penonton, ada seorang pria yang terus mencari pijakan di tengah gemerlap ketenaran.
Sean yang memiliki masa lalu cukup kelam dengan ayahnya, menganggap jika keluarga bukan melulu soal hubungan darah. Keluarga adalah orang-orang yang berdiri bersamanya di setiap titik jatuh dan bangkit.
Dia melihat hal ini dari orang-orang dalam tim pelatihnya. Mereka adalah cermin yang memantulkan kejujuran, tempat di mana dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa topeng keberanian.
“Mereka bukan hanya pelatih, mereka bagian dari diriku. Mereka mengingatkanku siapa aku sebelum semua ini dimulai,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Di luar arena, Sean menyimpan mimpi sederhana yang jauh dari gegap gempita dunia MMA.
“Aku ingin punya kebun kecil, anjing, dan waktu untuk duduk santai tanpa harus memikirkan tentang pertarungan berikutnya,” katanya, matanya sejenak menerawang, seolah melihat kehidupan yang tenang di balik kerasnya dunia yang ia geluti.
Menutup wawancara, Sean membagikan pelajaran berharga, bukan hanya untuk para petarung, tapi untuk siapa pun yang bergulat dengan tantangan hidup.
“Jangan pernah mendefinisikan dirimu dari kemenangan atau kekalahan. Hidup bukan soal siapa yang paling kuat atau paling sukses. Ini soal bagaimana kau bangkit setiap kali jatuh, seberapa jujur kau pada dirimu sendiri, dan seberapa tulus kau menjalani hidup.”