Berita , Kesehatan
Lebih Dari Setengah Masyarakat Indonesia Belum Memiliki Kekebalan Hepatitis B, Kemenkes: Ini Tugas Kita Bersama
HARIANE - Prof. David H. Muljono, anggota Komite Ahli Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes RI mengatakan bahwa lebih dari 60% masyarakat Indonesia belum memiliki kekebalan terhadap hepatitis B.
"Ini adalah populasi rentan yang bisa menjadi penderita di masa depan jika tidak segera ditangani melalui imunisasi dan skrining dini," kata Prof. David.
Dilansir dari Kemenkes RI, negara Indonesia bersama China dan India menanggung lebih dari 50% beban hepatitis B dunia.
"Jika Indonesia mampu mengeliminasi hepatitis, kontribusinya terhadap kesehatan global akan sangat signifikan," ujar Prof. David.
Ia menegaskan pentingnya pendekatan yang spesifik dan terdesentralisasi dalam penanggulangan hepatitis.
Kemenkes mencatat, lebih dari dua juta infeksi baru dan 1,4 juta kematian terjadi setiap tahun akibat hepatitis. Wilayah di Indonesia dengan prevalensi tinggi penderita hepatitis ditemukan di Maluku dan Papua.
Lebih lanjut, Prof. David menegaskan bahwa strategi eliminasi tidak bisa memakai pendekatan tunggal.
"Setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda. Pendekatan lokal yang melibatkan tokoh agama, adat, dan masyarakat sangat penting," ucapnya.
Penanggulangan Hepatitis Merupakan Tugas Bersama
Berdasarkan survei Kesehatan 2023, di Indonesia tercatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Pada tahun 2024, sebanyak 89,6% ibu hamil telah menjalani skrining hepatitis B, dan lebih dari 93% bayi yang lahir dari ibu HBsAg reaktif telah menerima imunisasi.
Sementara untuk hepatitis C, deteksi dini dan pengobatan menggunakan Direct Acting Antiviral (DAA) telah tersedia di 71 rumah sakit di 56 kabupaten/kota di seluruh provinsi.