Berita , Nasional
Kemenag Sikapi Perbedaan 1 Ramadhan 1445 H: Yang Beda Tak Perlu Disamakan
HARIANE - Pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 setelah melakukan sidang isbat di Kantor Kementerian Agama di Jakarta hari ini Minggu, 10 Maret 2024.
Penentuan hari pertama puasa Ramadhan 2024 tersebut berdasarkan pengamatan hilal yang dinyatakan belum memenuhi syarat sesuai dengan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
"Sidang isbat secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024," terang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui konferensi pers hari ini.
Yaqut menyampaikan, ketinggian hilal di seluruh Indonesia pada posisi minus 0 derajat dan 20,2 menit sampai 0 derajat 52,09 menit, dan elongasi 2 derajat 14,78 menit hingga 2 derajat 41,48 menit. Hal tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS yang telah disepakati yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Penentuan tanggal 1 Ramadhan 2024 versi pemerintah ini berbeda dengan beberapa organisasi masyarakat Islam yang ada di Indonesia.
Seperti diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan hari pertama puasa Ramadhan 2024 jatuh pada Senin, 11 Maret 2024 dan telah mulai melaksanakan sholat Tarawih malam ini.
Menanggapi perbedaan tersebut, Menag menyampaikan bahwa perbedaan penetapan 1 Ramadhan adalah hal yang lumrah dan tetap harus dihormati.
"Namun kita tetap harus saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga tercipta suasana yang kondusif," ujar Menag.
Hal senada juga disampaikan oleh KH Abdullah Zaidi selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia yang juga hadir dalam konferensi pers.
Ketua MUI mengatakan perbedaan penentuan 1 Ramadhan tidak perlu dibesar-besarkan dan harus dihormati. Ia pun mengajak umat Muslim untuk meningkatkan ibadah di bulan suci Ramadhan dengan puasa dan sedekah.
Mengakhiri pengumuman 1 Ramadhan 1445 H, Menteri Agama mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga ketertiban dan keamanan selama bulan suci dengan menjunjung toleransi.
"Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini bulan penuh rahmat itu untuk saling mengintrospeksi diri sendiri, memperbanyak ibadah, dan kembali bergandengan tangan pasca kontestasi politik," terangnya.