Kisah kenakalan Ganjar Pranowo saat remaja. (Instagram/@ganjar_pranowo)
Awalnya, Ganjar Pranowo tidak setuju dengan ide tersebut. Namun karena terus dibujuk, akhirnya ia luluh dan menyetujui ide Kelik.“Dasar remaja tanggung berpikiran pendek, ketakutanku malah kalah oleh hasrat mengikuti gaya sang idola,” ujar Ganjar Pranowo.
Bersama dengan tiga temannya, Ganjar Pranowo akhirnya menyelinap ke gudang rumah untuk mengambil peluru milik bapaknya yang kebetulan berprofesi sebagai polisi di Polres Purworejo.Sayangnya, setelah mendapatkan barang tersebut mereka justru bingung bagaimana cara membuat bandul kalung dari peluru.Apalagi peluru yang mereka temukan masih menyatu dengan selongsongnya. Sehingga terbersit sebuah ide untuk membakar peluru tersebut.Caranya yaitu dengan mencapit peluru menggunakan tang dan membakarnya di bagian pangkal.Ahli forensik menemukan proyektil yang bersarang di tubuh Brigadir J. (Pixabay/Plamen Ivanov)Setelah dibakar beberapa menit, peluru tersebut meletus hingga menimbulkan suara yang keras. Akibatnya, tembok yang terkena peluru pun berlubang.Pramudji, ayah dari Ganjar Pranowo pun murka dan mengatakan kalimat yang tak pernah ia lupakan hingga saat ini.“Kamu tahu, tidak? Peluru itu milik negara yang diberi dari pajak rakyat. Satu butir peluru yang keluar harus bisa dipertanggungjawabkan, tidak seenak-enaknya saja bisa kamu ambil...bapakmu in polisi... lha, kok anak bapak sendiri malah berbuat begitu? Kamu itu mau jadi apa kalau tidak bisa diomongi?” kata Ganjar mengingat ucapan sang Bapak.
Ganjar Pranowo juga harus menerima hukuman berupa pemotongan uang saku, menyiapkan perlengkapan sang Bapak saat hendak dinas, serta tidak diperbolehkan keluar rumah selama seminggu.
