Olahraga , Artikel , Pilihan Editor , Headline

Ketua PSSI Mengaku Tak Bisa Berantas Mafia Bola

profile picture Ichsan Muttaqin
Ichsan Muttaqin
Ketua PSSI Mengaku Tak Bisa Berantas Mafia Bola
Ketum PSSI, Mochamad Iriawan mengakui jika PSSI tidak bisa memberantas mafia bola di Indonesia (Foto: Youtube/deddy corbuzier)
HARIANE - Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan mengaku jika PSSI tidak bisa memberantas mafia bola di tanah air. Sebab, PSSI tidak memiliki kewenangan hukum untuk menangkap para pelaku match fixing.
Dalam wawancara di kanal Youtube, Deddy Corbuzier, Iwan Bule panggilan akrab Ketum PSSI mengakui jika di Indonesia memang ada mafia bola atau pelaku match fixing. Namun, ia juga mengaku tak bisa memberantas mafia bola yang dikendalikan oleh bandar judi internasional.
"Match fixing ada di seluruh belahan dunia. Mereka akan mempengaruhi sejumlah pemain. Mafia bola ingin klubnya kalah," ujarnya.
Iwan Bule mencontohkan match fixing dengan kasus klub liga 2, Perserang Serang di mana 6 pemainnya dihubungi mafia bola untuk mengalah saat bertanding melawan klub milik Raffi Ahmad, RANS Cilegon FC.
BACA JUGA : Injak Usia 37 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Sinyal Kapan Waktunya Pensiun dari Sepakbola
"Mereka mengaku dijanjikan puluhan hingga seratus juta," ujarnya.
Setelah dilakukan investigasi, mereka mengaku tidak tahu siapa yang menjanjikan suap. Setelah sidang PSSI, ke enam orang tersebut mendapat hukuman indisipiner.
"Ada yang 5 tahun tidak boleh main bola. Meskipun mereka belum menerima uang, tapi mereka sudah menerima kesepakatan, itu sudah bentuk indisipliner," terangnya.
Selain pemain, Iwan Bule juga mengakui jika wasit yang memimpin pertandingan bisa terlibat match fixing. Hal itu bisa dilakukan dengan pengambilan keputusan terkait sebuah pelanggaran.
"Misal, tidak pelanggaran tapi diputuskan sebagai pelanggaran. Tapi kita juga bisa melihat mana yang human error atau karena kesengajaan," ujarnya.
Meski demikian, Ketum PSSI mengaku tidak bisa memerantas mafia bola sampai akarnya. Sebab, penegakan hukum berada di luar ranah PSSI.
"Bagaimana yang di luar, nah saya tidak punya jangkauan ke sana, makanya kita serahkan ke Polisi," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat harus bisa membedakan siapa yang memiliki kewenangan, antara hukuman untuk pemain dengan orang di luar football family yang berusaha menyuap pemain.
Ads Banner

BERITA TERKINI

Maskapai Asli Jogja, FlyJaya Terbang Perdana Halim-Adisutjipto

Maskapai Asli Jogja, FlyJaya Terbang Perdana Halim-Adisutjipto

Kamis, 03 Juli 2025
Berhasil Jalankan Program CSR, KAI Bandara Kembali Raih Prestasi

Berhasil Jalankan Program CSR, KAI Bandara Kembali Raih Prestasi

Kamis, 03 Juli 2025
Pernah Viral, Warga Ramai-ramai Tangkap Buaya di Sungai Progo Bantul

Pernah Viral, Warga Ramai-ramai Tangkap Buaya di Sungai Progo Bantul

Kamis, 03 Juli 2025
Kecelakaan di Banguntapan Bantul, Anggota Polisi Tewas Ditabrak Bus

Kecelakaan di Banguntapan Bantul, Anggota Polisi Tewas Ditabrak Bus

Kamis, 03 Juli 2025
Geger! Ular Kobra 1,2 Meter Ditemukan di Dapur Warga Gunungkidul

Geger! Ular Kobra 1,2 Meter Ditemukan di Dapur Warga Gunungkidul

Kamis, 03 Juli 2025
Harga Emas Antam Hari ini Kamis 3 Juli 2025, Naik atau Turun?

Harga Emas Antam Hari ini Kamis 3 Juli 2025, Naik atau Turun?

Kamis, 03 Juli 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Kamis 3 Juli 2025 Naik atau Turun? Cek ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Kamis 3 Juli 2025 Naik atau Turun? Cek ...

Kamis, 03 Juli 2025
Fase Pemulangan Jemaah Haji 4 Juli 2025 : Ini Jadwal dan Daftar Kloternya

Fase Pemulangan Jemaah Haji 4 Juli 2025 : Ini Jadwal dan Daftar Kloternya

Kamis, 03 Juli 2025
Bangunan Bekas Pabrik Roti di Bukit Duri Ambruk, 3 Motor Tertimpa Reruntuhan

Bangunan Bekas Pabrik Roti di Bukit Duri Ambruk, 3 Motor Tertimpa Reruntuhan

Rabu, 02 Juli 2025
Forklift Tertemper KA di Perlintasan Buntaran Tandes Surabaya, Videonya Viral

Forklift Tertemper KA di Perlintasan Buntaran Tandes Surabaya, Videonya Viral

Rabu, 02 Juli 2025