Berita , D.I Yogyakarta
Kilas Balik Bencana Tsunami di Aceh, Film Dokumenter SMONG Aceh Diputar Perdana di JAFF 2024
HARIANE – Ajang film internasional Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 memutar perdana film dokumenter bertajuk SMONG Aceh.
Film produksi Cinesurya, Rumah Dokumenter, dan Christine Hakim Film itu terpilih sebagai Official Selection dan ditayangkan perdana secara terbatas dalam gelaran tersebut.
SMONG Aceh merupakan kilas balik tragedi tsunami yang menghantam pesisir terbarat Indonesia 20 tahun lalu, menewaskan lebih dari 200 ribu jiwa. Tragedi pada tahun 2004 itu dikenal sebagai bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern Indonesia.
Sutradara SMONG Aceh, Tonny Trimarsanto, menyebut bahwa dari aspek storytelling, film ini berkisah melalui perspektif dan pengalaman dua orang asli Aceh, yaitu Sharina dan Juman. Keduanya bermimpi memastikan generasi mendatang aman dari ancaman tsunami.
Sharina, penduduk Banda Aceh yang selamat dari tsunami 2004, kehilangan seluruh keluarga dan teman.
Hal ini mendorongnya untuk mengabdikan diri mempelajari, melakukan riset, dan menciptakan program edukasi agar anak-anak memahami bencana alam dan tsunami.
Sementara itu, Juman, seorang musisi tradisional asal Simeulue, aktif berkeliling pasar dan warung kopi untuk memainkan nandong, sebuah seni bercerita melalui lagu, yang mengisahkan bahaya tsunami.
Dari sisi akademis dan sains, film dokumenter ini juga menyertakan testimoni dari peneliti, pengamat, serta pemuka masyarakat. Salah satu bagian pentingnya adalah hasil riset OceanX di leg 1 pada Mei 2024, yang berfokus pada megathrust dan tsunami.
“Istilah ‘smong’, dalam bahasa asli Simeulue yang berarti tsunami atau bencana, berasal dari kearifan lokal. Pengetahuan ini menyelamatkan ribuan nyawa pada 2004. Smong menunjukkan betapa berharganya warisan budaya lokal dalam kesiapsiagaan bencana, dan penting untuk mengintegrasikannya ke dalam edukasi publik secara nasional,” ujar Tonny.
Salah satu produser SMONG Aceh, Christine Hakim, menegaskan pentingnya mendokumentasikan tragedi di Aceh agar masyarakat dapat belajar bertahan menghadapi bencana.
Menurutnya, pasca-bencana, ketahanan dan semangat kebersamaan masyarakat Aceh berhasil mendorong revitalisasi ekonomi dan budaya lokal mereka setelah dua dekade.
Nuansa ini disampaikan dalam SMONG Aceh agar generasi muda di Indonesia, terutama yang tinggal di wilayah rawan gempa dan tsunami, memahami pentingnya membangun kesiapsiagaan.