HARIANE - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul mencatat sebanyak 2,3 juta wisatawan berkunjung ke destinasi wisata sepanjang 2024. Jumlah tersebut terhitung menurun jika dibandingkan dengan tahun 2023 dengan total kunjungan sekitar 2,7 juta.
Kasi Promosi Pariwisata Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi mengatakan, dari jumlah kunjungan tersebut menghasilkan Rp 30,6 miliar Pendapatan Asli Daerah (PAD). Meski perhitungan pengunjung menurun, nilai PAD tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp 26,28 miliar.
"Data kunjungan wisatawan di tahun 2024 sebanyak 2.373,156 orang," katanya, Rabu, 02, Januari, 2025.
Menurutnya, penurunan jumlah wisatawan salah satunya dipengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat yang terjadi saat ini. Dalam kondisi ini, masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan yang tidak mendesak, termasuk kegiatan wisata.
"Kalau saya pribadi melihat ada penurunan daya beli masyarakat. Sebetulnya orang itu ingin berwisata, tetapi mungkin hanya di sekitar saja," ucapnya.
Markus melihat penurunan ini bukan hanya di Kabupaten Bantul saja, tetapi juga terjadi di beberapa kabupaten di wilayah DIY, seperti halnya di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo.
"Jadi memang bukan cuma di Bantul saja," tuturnya.
Terkait realisasi PAD yang berbanding terbalik dengan kunjungan wisatawan, Markus menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga tiket retribusi. Dimana, saat ini harga tiket retribusi sebesar Rp 15 ribu dari yang sebelumnya Rp 10 ribu.
Menurutnya, dengan kenaikan harga retribusi tersebut bisa menaikkan jumlah PAD di tahun 2025. Pihaknya pun masih optimis target PAD di tahun ini bisa tercapai.
"Tahun ini capaian PAD sekitar 62,57 persen dari target Rp 49 miliar. Saya kira di tahun 2025 ini target tersebut bisa tercapai dengan tambahan retribusi," ucapnya.
Disamping itu, Adapun, di tahun 2025 ini Dispar Bantul kembali menargetkan jumlah PAD sebesar Rp 49 miliar.****