D.I Yogyakarta , Pilihan Editor , Headline
Mengembalikan Malioboro, Jalan Ikonik di Jogja sebagai Falsafah Hidup "Wong Jogja"
Ichsan Muttaqin
Malioboro Tempo Dulu (Foto: COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdstraat)
Adanya modal asing yang masuk, pada periode ini, mulai banyak dibangun stasiun, bank, pusat perdagangan, dan sekolah. Perekonomian semakin cepat berputar dan industry berkembang, salah satunya gula. Selanjutnya, pada awal abad ke-20, terjadi peningkatan jumlah pendatang di Yogyakarta dan membuat Malioboro menjadi jalan pertokoan paling sibuk hingga saat ini.
Begitulah perkembangan jalan Malioboro dari jalanan yang sepi dipenuhi pepohonan menjadi pusat perbelanjaan di Yogyakarta.
Malioboro sebagai jalan yang ikonik dan penuh makna filosofis akan kembali ditata sehingga tidak hanya digunakan sebagai pusat perbelanjaan saja. Malioboro menyimpan banyak kisah dan sejarah yang bisa memantik siapa saja yang melaluinya untuk merenungi kehidupan.
Konsep penataan wilayah di pusat kota ini sudah lama digagas oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Tidak hanya sekadar memindah para pedagang kaki lima (PKL) tapi juga memikirkan seluruh aspek kebutuhan mereka agar lebih nyaman dan aman dalam mencari rejeki. Para PKL akan mendapatkan jaminan kepastian dalam berjualan menyangkut legalitas, status informal menjadi formal, program pembinaan, serta promosi.
Pendaftaran dan konsolidasi internal PKL sudah mulai dilakukan pada 22 - 31 Januari 2022. Pendaftaran dilakukan untuk menentukan titik lapak masing-masing paguyuban. Setelah peresmian gedung baru tanggal 26 januari 2022 mendatang, semua PKL di kawasan ini akan sepenuhnya dipindah pada tanggal 1 Februari 2022. Mulai bulan Februari 2022 tidak ada lagi PKL yang diperbolehkan berjualan di bagian selasar jalan Malioboro.
Total keseluruhan PKL yang direlokasi sebanyak 1.832 dengan total 799 PKL bertempat di gedung eks Indra dan 1.033 PKL di gedung eks Dinas Pariwisata. Rincian penempatan PKL di gedung eks Indra adalah Pemalni (431 PKL), Handayani (60 PKL), Padma (23 PKL), Sosrokusumo (11 PKL), PPMS (32 PKL), Akik/Pigura Senopati (37 PKL), PPKLY Unit 37 (83) PKL, PKL Jl. Pewakilan (4 PKL), papela (60) PKL, Titik Nol (40) PKL, dan Sepatu Jl. Mataram (19 PKL). Rincian relokasi di eks Dinpar adalah Tri Dharma (923 PKL) dan PPLM/Lesehan (65 PKL) dan Titik Nol (45 PKL).****
sumber : [ 1 ]
Tags