Dampak yang disebabkan dari penyakit Mikrosefali adalah sering rewel, kejang, gangguan tumbuh kembang, hiperaktif, kesulitan menelan, gangguan penglihatan, berbicara, keseimbangan tubuh, pendengaran, dan kondisi mental.
Sementara itu, sepertid irilis laman CDC, penyebab penyakit Mikrosefali pada sebagian besar kejadian tidak diketahui secara jelas. Secara dominan, bayi menderita disebabkan perubahan gen yang mencakup beberapa paparan.
Faktor penyebab penyakit Mikrosefali pada bayi:
- Infeksi virus tertentu selama kehamilan, seperti Herpes (TORCH), Rubella, Toksoplasmosis, Sitomegalovirus, atau Zika.
- Malnutrisi parah, artinya kekurangan zat gizi atau tidak mendapat cukup makanan
- Paparan zat berbahaya, seperti alkohol, obat-obatan tertentu, atau bahan kimia beracun
- Terganggunya suplai darah ke otak bayi selama masa perkembangan
Bagaimana penanganan penyakit Mikrosefali pada bayi baru lahir? Penyakit Mikrosefali merupakan kondisi seumur hidup yang tidak dapat disembuhkan.
Jenis pengobatan yang dijalani akan bervariasi mengingat standar keparahan penyakit ini berkisar dari ringan hingga berat.
Pada bayi dengan tingkat Mikrosefali ringan tidak memiliki gejala yang berarti selain ukuran kepala yang kecil.
Bayi penderita Mikrosefali berat memerlukan perawatan sejak dini untuk meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan fisik dan intelektualnya.
Jenis layanan yang dibutuhkan seperti terapi bicara, okupasi, dan fisik. Pengobatan anti kejang juga diperlukan untuk mengatasi gejala yang muncul.
Selalu pantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan melakukan pemeriksaan rutin pada pelayanan kesehatan setempat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan lingkar kepala normal saat bayi lahir sampai usia dua tahun berkisar antara 35 – 49 cm.