Wisata

Menjelajahi Padukuhan Wota-Wati di Sisi Timur Gunungkidul, Bak Tinggal di Kerajaan Majapahit

profile picture RAMADHANI
RAMADHANI
Menjelajahi Padukuhan Wota-Wati di Sisi Timur Gunungkidul, Bak Tinggal di Kerajaan Majapahit
Suasana dan kondisi Padukuhan Wota-Wati Gunungkidul setelah dilakukan pembangunan pagar akulturasi kerajaan dengan daerah. Foto : (Hariane/Ramadhani).

HARIANE – Beberapa waktu terakhir, Padukuhan Wota-Wati yang berada di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, tengah viral. Pasalnya, wilayah ini memiliki bangunan gapura yang ikonik dan tampak seperti berada di Kerajaan Majapahit.

Kali ini, Hariane.com akan membahas tentang Padukuhan Wota-Wati yang memiliki daya tarik tersendiri dan bisa menjadi referensi wisata saat mudik ke Gunungkidul.

Padukuhan Wota-Wati merupakan daerah yang berada di lembah Sungai Bengawan Solo Purba. Wilayah kecil yang dihuni oleh 80 KK ini diapit oleh bukit-bukit tinggi.

Menariknya, kondisi geografis tersebut menciptakan keunikan tersendiri bagi Padukuhan Wota-Wati. Matahari terbit lebih lambat dibandingkan daerah lain, sedangkan saat matahari terbenam, suasana sudah tampak gelap lebih awal. Sekitar pukul 17.00 WIB, daerah ini sudah terlihat seperti waktu Maghrib di tempat lain.

Pemerintah kalurahan setempat melihat potensi unik ini sebagai peluang pengembangan wisata. Kemudian, diajukanlah permohonan alokasi Dana Keistimewaan (Danais) untuk pengembangan pariwisata.

Permohonan ini disetujui oleh Pemerintah Provinsi DIY. Pada 2024 lalu, Padukuhan Wota-Wati mendapatkan alokasi Danais sebesar Rp 5 miliar untuk pengembangan wisata.

"Bersyukur dengan adanya keunikan ini, kami bisa lebih maju dan berbenah untuk menjadi lokasi wisata yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan bagi kami," kata Dukuh Wota-Wati, Robby Sugihastanto.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pada 2023 telah dilakukan penyusunan dokumen. Kemudian, pada tahun berikutnya dilakukan pembangunan pagar, pendopo, serta fasad rumah. Pembangunan pagar ini menggunakan desain akulturasi antara Majapahit dan Mataram, khususnya Gunungkidul.

Pagar yang dibangun menggunakan material utama berupa bata merah, sehingga memberikan warna dan nuansa seperti bangunan kerajaan zaman dahulu. Sementara itu, konsep penataan fasad rumah juga disesuaikan dengan pagar, menggunakan material terakota dan bata merah.

Rencana pengembangan wisata di daerah ini akan berfokus pada berbagai aktivitas, seperti menyusuri perkampungan Wota-Wati yang memiliki gaya arsitektur perpaduan antara Majapahit dan Mataram.

"Tidak hanya pembangunan fisik, tetapi pemerintah juga akan melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya warga masyarakat," tandasnya.

Nantinya, pengunjung dapat diajak untuk bercocok tanam di ladang warga serta menyusuri Bengawan Solo Purba. Selain itu, terdapat beberapa lokasi wisata terdekat yang bisa dikunjungi, salah satunya Pantai Ngungap atau Lembah Ngungap.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Fakta Kasus Kekerasan Seksual di UGM: Dosen Terbukti Bersalah, Ini Sanksinya

Fakta Kasus Kekerasan Seksual di UGM: Dosen Terbukti Bersalah, Ini Sanksinya

Senin, 07 April 2025
Tabrakan di Jalan Parangtritis Bantul, Remaja 15 Tahun Tewas

Tabrakan di Jalan Parangtritis Bantul, Remaja 15 Tahun Tewas

Senin, 07 April 2025
Lahan Pertanian di Jogja terbatas, Hasto Wardoyo Inisiasi Program Food Bank

Lahan Pertanian di Jogja terbatas, Hasto Wardoyo Inisiasi Program Food Bank

Senin, 07 April 2025
Pemkab Gunungkidul Sebut Belum Bisa Realisasikan Program Sekolah Rakyat

Pemkab Gunungkidul Sebut Belum Bisa Realisasikan Program Sekolah Rakyat

Senin, 07 April 2025
Sejumlah Balon Udara Misterius Jatuh di Perairan Pantai Gunungkidul, Petugas Satlinmas Disiagakan

Sejumlah Balon Udara Misterius Jatuh di Perairan Pantai Gunungkidul, Petugas Satlinmas Disiagakan

Senin, 07 April 2025
Kecelakaan di Magelang Hari ini Tewaskan Pejalan Kaki, Begini Kronologinya

Kecelakaan di Magelang Hari ini Tewaskan Pejalan Kaki, Begini Kronologinya

Senin, 07 April 2025
Sejarah Tradisi Menikah di Bulan Syawal dan Hukumnya dalam Islam

Sejarah Tradisi Menikah di Bulan Syawal dan Hukumnya dalam Islam

Senin, 07 April 2025
Panen Raya Serentak: Sleman Dipilih Pemerintah Pusat, Begini Kata Wabup

Panen Raya Serentak: Sleman Dipilih Pemerintah Pusat, Begini Kata Wabup

Senin, 07 April 2025
Update Kasus Tabrak Lari di Semarang, Keluarga Pelaku Janji Tanggungjawab

Update Kasus Tabrak Lari di Semarang, Keluarga Pelaku Janji Tanggungjawab

Senin, 07 April 2025
Jumlah Pemudik di Gunungkidul Turun 19 Persen, Inikah Penyebabnya ?

Jumlah Pemudik di Gunungkidul Turun 19 Persen, Inikah Penyebabnya ?

Senin, 07 April 2025