Berita , D.I Yogyakarta

Muncul Sumber Air Tiba-tiba, Pakar UGM: Air Berasal dari Sungai Bawah Tanah

profile picture Pandu S
Pandu S
Muncul Sumber Air Tiba-tiba, Pakar UGM: Air Berasal Dari Sungai Bawah Tanah
Pakar Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. Saat Ditemui Awak Media. (Foto: Hariane/Pandu)

HARIANE - Beberapa waktu lalu, masyarakat di Kabupaten Gunungkidul dihebohkan dengan kemunculan sumber air di pekarangan milik Wagiyo, warga Padukuhan Siraman II, Kalurahan Siraman, Wonosari, Gunungkidul.

Kemunculan sumber air di tengah musim kemarau tersebut menarik perhatian tersendiri bagi para peneliti, salah satunya Pakar Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si.

Eko Haryono bersama sejumlah timnya melakukan penelitian dengan mendatangi lokasi kemunculan sumber air tersebut.

Dari hasil pengamatan awal, diketahui bahwa munculnya air berasal dari sungai bawah tanah di area tersebut akibat aktivitas gempa bumi pada beberapa waktu lalu.

"Kemungkinan sumber air berasal dari sungai bawah tanah kawasan karst atau batu gamping yang muncul dari celah-celahnya, dengan aliran yang berbeda di setiap titiknya," kata Eko saat ditemui usai melakukan penelitian, Kamis (10/9/2024).

Menurut Guru Besar Ilmu Geomorfologi UGM itu, aktivitas gempa bumi yang terjadi beberapa kali mengakibatkan runtuhnya batuan gamping yang menutup saluran sungai.

Hal ini membuat air menemukan jalur baru dengan cara melewati celah lain. Pada kasus ini, air mengalir ke celah yang mengarah ke permukaan tanah.

Selain itu, kemungkinan lain penyebab munculnya sumber air tersebut bisa jadi disebabkan oleh adanya tekanan terhadap akuifer akibat gempa, sehingga memicu retakan baru dan berujung pada munculnya air ke permukaan tanah.

"Akuifer adalah formasi geologi yang mengandung air sehingga mampu mengalir melalui kondisi alaminya," paparnya.

Eko bersama tim juga melakukan penelitian di sekitar titik munculnya air. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa terdapat sumber air pada radius lebar 2 meter dengan panjang 10 meter dari titik kemunculan air.

"Jika bukan karena tekanan akuifer, adanya saluran sungai bawah tanah yang tertutup bisa jadi penyebabnya," tambahnya.

Setelah dilakukan penelitian awal tersebut, pihaknya berencana untuk melakukan pelacakan air sungai bawah tanah dengan menggunakan alat khusus.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Buka Store Baru, My Gelato Suguhkan Puluhan Varian Rasa

Buka Store Baru, My Gelato Suguhkan Puluhan Varian Rasa

Senin, 09 Juni 2025
Harga Emas Antam Hari ini Senin 9 Juni 2025 Berapa? Cek Disini

Harga Emas Antam Hari ini Senin 9 Juni 2025 Berapa? Cek Disini

Senin, 09 Juni 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Senin 9 Juni 2025 Turun Lagi, Cek Rinciannya ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Senin 9 Juni 2025 Turun Lagi, Cek Rinciannya ...

Senin, 09 Juni 2025
Long Weekend Idul Adha, Kunjungan Wisatawan di Gunungkidul Hampir Capai 30 Ribu

Long Weekend Idul Adha, Kunjungan Wisatawan di Gunungkidul Hampir Capai 30 Ribu

Senin, 09 Juni 2025
Baznas RI Salurkan puluhan Hewan Kurban di Kulonprogo

Baznas RI Salurkan puluhan Hewan Kurban di Kulonprogo

Senin, 09 Juni 2025
Sopir tidak Kuasai Medan, Sebuah Mobil Nyungsep di Tanjakan Bibis

Sopir tidak Kuasai Medan, Sebuah Mobil Nyungsep di Tanjakan Bibis

Senin, 09 Juni 2025
4 Jemaah Haji Asal Indonesia Nekat Merokok di Kamar Hotel, Alarm Bunyi dan ...

4 Jemaah Haji Asal Indonesia Nekat Merokok di Kamar Hotel, Alarm Bunyi dan ...

Minggu, 08 Juni 2025
Maling Ayam, Seorang Remaja Jadi Bulan-bulanan Warga

Maling Ayam, Seorang Remaja Jadi Bulan-bulanan Warga

Minggu, 08 Juni 2025
Dua Wisatawan Asal Sragen Nyaris Tenggelam di Pantai Parangtritis Bantul

Dua Wisatawan Asal Sragen Nyaris Tenggelam di Pantai Parangtritis Bantul

Minggu, 08 Juni 2025
Innalillahi! Sebuah Motor Sport Tabrak 2 Lansia di JJLS Gunungkidul, Pengendara Meninggal Dunia

Innalillahi! Sebuah Motor Sport Tabrak 2 Lansia di JJLS Gunungkidul, Pengendara Meninggal Dunia

Minggu, 08 Juni 2025