Berita , D.I Yogyakarta
Pembukaan FSY 2025 Diisi Pembacaan Puisi Hingga Penampilan Iksan Skuter

HARIANE – Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025 resmi dibuka melalui seremoni artistik yang digelar di Concert Hall Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan, Sabtu (2/8/2025) malam.
Antusiasme pengunjung cukup tinggi, terlihat dari kursi-kursi penonton yang penuh, bahkan tak sedikit yang rela berdiri di lorong-lorong maupun duduk lesehan di depan panggung.
Seremoni dibuka dengan pembacaan puisi bertema rampak dan sastra, diiringi alunan suling yang menyayat keheningan.
Suasana sakral dilanjutkan dengan tembang sinden Pangkur Singgah-Singgah Pangkur Gedhong Kuning (pelog nem) yang dibawakan Angita Yuri, diiringi gender oleh Pandu Jalu Wicaksono.
Perpaduan antara puisi dan bunyi menjadi simbol keterhubungan antartradisi, sekaligus penanda bahwa sastra di Yogyakarta tidak lepas dari akar budaya lokal.
Sesi berlanjut dengan penampilan musikalisasi puisi Pacar Senja karya Joko Pinurbo, dibacakan oleh Paksi Raras Alit.
Pentas pun dimeriahkan oleh para juara Kompetisi Bahasa dan Sastra 2025. Aleser Ghaizan Althaf membacakan geguritan berjudul Kuhaku.
Kemudian Atika Zahra Ratifa mendongeng dalam bahasa Jawa dengan kisah Monyet lan Topeng Sekti, sedangkan Adib Zaynal Muttaqin membawakan tembang macapat Pocung Madusita.
Mengusung tema Rampak: Merayakan Akar, Menyemai Makna, pembukaan ini menjadi puncak selebrasi sastra yang berlangsung selama enam hari, sejak 30 Juli hingga 4 Agustus, dengan menghadirkan paduan puisi, musik, tradisi, dan apresiasi literasi dari berbagai penjuru tanah air.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, dalam sambutannya mengatakan tema tersebut membuka ruang partisipasi lebih luas bagi masyarakat dari berbagai daerah.
Pada kesempatan ini, Yetti turut membacakan puisi Di Langit Utara Jogja karya Nurul Latifah sebagai simbol penghormatan terhadap penyair perempuan.
“Kami mengambil tema Rampak karena maknanya sangat dalam, tentang harmoni dalam perbedaan,” kata Yetti, Sabtu (2/8/2025).