Berita , D.I Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta Bentuk Komitmen Bersama Wujudkan Kota Layak Anak di DIY
HARIANE - Pemerintah Kota Yogyakarta terus berkomitmen mewujudkan Kota Layak Anak di DIY (KLA). Komitmen bersama perlu adanya kerja sama dari pemerintah, swasta, hingga seleruh elemen masyarakat.
Sekda Kota Yogyakarta, yang juga Ketua Gugus Tugas KLA Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya memaparkan bahwa KLA merupakan kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
Aman Yuriadijaya menambahkan, pembangunan KLA berbasis hak anak harus terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan, yang mencakup kebijakan, program, hingga kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak dan perlindungan anak.
Selain itu, perlu adanya komunikasi yang intensif agar menghasilkan pemahaman yang sama dan merata sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan dalam pemenuhan hak anak serta peningkatan kualitas anak.
"Harus terus melakukan komunikasi yang intensif agar menghasilkan frekuensi dan pemahaman yang sama," ujar Anas.
Lebih lanjut, Aman menyebutkan ada banyak tolok ukur untuk menjadi KLA. Sebagai contoh adalah sekolah ramah anak, ruang bermain ramah anak, serta berbagai upaya yang dilakukan untuk perlindungan anak.
Komitmen Wujudkan Kota Layak Anak di DIY
Dilansir dari laman Pemkot Yogyakarta, berdasarkan data profil anak periode 2023, sebesar 26,53% penduduk di Kota Yogyakarta adalah anak-anak.
Berdasarkan data tersebut, Ketua Gugus Tugas KLA Kota Yogyakarta meminta kepada seluruh perangkat daerah Kota Yogyakarta agar terus berkomitmen dalam memenuhi hak anak.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk mewujudkan Kota Layak Anak, Aman optimis Kota Yogyakarta akan meraih KLA Paripurna.
Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Yunianto Dwisutono mengatakan bahwa melalui penguatan gugus tugas KLA akan menjadi ajang mempersiapkan anak-anak menjadi generasi lebih baik yang memiliki inovasi dan kreativitas.
Lebih lanjut, Yunianto menjelaskan bahwa ada beberapa indikator penilaian KLA, yaitu mulai dari upaya perlindungan anak, hak sipil dan kebebasan, kelembagaan, kesehatan, pendidikan, lingkungan keluarga, dan pengasuhan alternatif.