Opini
Penolakan Timnas Israel U-20, Standard Ganda FIFA serta Tawar Menawar Antara Olahraga dan Kemanusiaan?
"Following the initial decisions adopted by the FIFA Council and the UEFA Executive Committee, which envisaged the adoption of additional measures, FIFA and UEFA have today decided together that all Russian teams, whether national representative teams or club teams, shall be suspended from participation in both FIFA and UEFA competitions until further notice.
These decisions were adopted today by the Bureau of the FIFA Council and the Executive Committee of UEFA, respectively the highest decision-making bodies of both institutions on such urgent matters.
Football is fully united here and in full solidarity with all the people affected in Ukraine. Both Presidents hope that the situation in Ukraine will improve significantly and rapidly so that football can again be a vector for unity and peace amongst people."
Larangan ini muncul sebagai sikap politik FIFA dalam menentang invansi Russia ke Ukraina.
Sekilas, sikap ini menunjukkan bagaimana FIFA sebagai institusi tertinggi dalam dunia sepakbola sangat menjunjung kemanusiaan dan kedaulatan negara.
Namun pertanyaannya, mengapa sanksi serupa tidak pernah diberikan pada Israel yang selama puluhan tahun membombardir Palestina dan Suriah dalam beberapa tahun terakhir?
Pertanyaan yang sama juga bisa ditujukan untuk sikap FIFA yang tak pernah memberi sanksi pada Amerika Serikat.
Negara adi kuasa yang meluluhlantakkan sejumlah negara di Timur Tengah dengan berbagai tuduhan.
Terbaru, pada Jumat 24 Maret 2023, negara berkekuatan nuklir tersebut baru saja melakukan pengeboman terhadap Suriah yang sedang berupaya pulih dari musibah gempa.
AS beralasan, pengeboman itu adalah serangan balasan karena basecamp-nya diserang. Sebuah alasan yang lagi-lagi belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Dilaporkan The Cradle, pada Sabtu 25 Maret 2023, Militer AS baru saja menyelundupkan setidaknya 80 tangki bahan bakar berisi ratusan ton minyak dari Suriah menuju ke pangkalan mereka di Iraq.
Aksi penyelundupan itu dilakukan hanya beberapa jam setelah militer AS membombardir tambang di Conoco dan Al Omar di bagian Timur Laut Suriah yang menewaskan sejumlah warga negara tersebut.