Berita , D.I Yogyakarta
Per Juni 2024, DP3AP2KB Kota Yogyakarta Mencatat Puluhan Kekerasan yang Terjadi Pada Anak
HARIANE - Kekerasan terhadap pada anak kerap terjadi setiap tahunnya, dengan latar belakang penyebab yang berbeda mengharuskan pemerintah terus upayakan mengurangi angka kekerasan tersebut.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta mencatat ada 194 kasus kekerasan di wilayahnya selama Tahun 2023.
Kini per Juli 2024, DP3AP2KB mencatat ada 40 kasus kekerasan pada anak yang itu pihaknya menilai mengalami penurunan dibandingkan per Juni 2023 terdapat 48 kasus kekerasan.
Kabid Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak DP3AP2KB, Sri Isnayati mengatakan dominasi latar belakang hubungan antara korban dan pelaku yakni dari pihak keluarga serta orang lain.
"Melihat dari hubungan menurut hubungan korban dan pelaku itu memang di sini untuk yang tahun 2024, paling banyak adalah yang pertama dari keluarga ini ada 11 hubungan antara korban dan pelaku. Kemudian untuk yang berasal dari orang lain ini ada 29," ujarnya di Balaikota pada Jumat, 26 Juli 2024.
"Artinya di sini kalau kita melihat hubungan antara korban dan pelaku ini lebih banyak didominasi dari orang lain bukan dari faktor hubungan keluarga," lanjutnya.
Sri juga menyebut dampak gadget juga menjadi salah satu penyebab kekerasan seksual pada anak terjadi. Tak hanya itu terjadi perundungan atau bullying menjadi salah satu faktor penyebab kekerasan pada anak yang harus diberikan edukasi.
"Yang saat ini sangat marak mungkin bisa juga kita lihat di fenomena yang terjadi di daerah lain adanya bullying atau perundungan. Sehingga pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah kemarin salah satu topik yang paling banyak adalah bagaimana menghindari atau mencegah terjadinya bullying," katanya.
Sementara, Pelaksanan tugas (Plt) DP3AP2B Kota Yogyakarta Sarmin mengungkapkan, sepanjang 2023 tercatat sebanyak 194 kasus kekerasan di Kota Yogyakarta.
" Di mana 85 kekerasan tersebut terjadi pada anak-anak. Dari jumlah tersebut korban didominasi perempuan," ujarnya.
Pihaknya terus berupaya agar angka kekerasan pada anak tahun 2024 menurun, berbagai cara mulai dari edukasi terus dilakukan. Tidak hanya itu, masyarakat bisa mengadukan kepada UPT. PPA dan pelayanan melalui platform Jogja Smart Service (JSS) apabila terjadi kekerasan pada anak. ****