Berita
Gudeg Bonggol Gedhang Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Gunungkidul, Penasaran Rasanya ?
HARIANE – Sepiring Gudeg Bonggol Gedhang tak sekadar menu tradisional. Ia adalah sepenggal cerita tentang Gunungkidul, tentang tradisi yang diwariskan diam-diam di dapur-dapur warga, dan kini resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Nama Gudeg Bonggol Gedhang mungkin masih asing bagi banyak orang di luar Gunungkidul. Tapi bagi masyarakat setempat, makanan ini adalah hidangan istimewa yang selalu hadir saat hajatan, rasulan, atau perayaan besar lainnya.
Rasanya yang khas, cara memasaknya yang rumit, dan ketersediaannya yang langka menjadikannya bukan sekadar makanan—melainkan simbol kearifan lokal yang layak dilestarikan.
Hadi Rismanto, Penanggung Jawab Warisan di Kundha Kabudayan Gunungkidul, menyebut bahwa Gudeg Bonggol Gedhang adalah makanan tradisional khas dari wilayahnya.
“Makanan ini hanya bisa ditemui di momen-momen tertentu, tidak setiap saat ada. Itu yang membuatnya begitu istimewa,” ungkapnya.
Bahan utamanya pun unik—bukan dari nangka seperti gudeg pada umumnya, melainkan dari bonggol, yaitu bagian paling bawah dari batang pohon pisang.
Mengolahnya tidak bisa sembarangan. Butuh kesabaran dan teknik agar bumbu meresap sempurna dan teksturnya empuk.
Prosesnya memakan waktu berjam-jam, dari mencari jenis pohon pisang yang cocok, memarut bonggol, merendam, mencuci, hingga merebus dan memasak dengan bumbu dapur lengkap.
“Biasanya, dulu makanan ini disajikan saat pernikahan, khitanan, atau rasulan sebagai pelengkap lauk. Tapi sekarang, tidak semua daerah masih menyuguhkannya,” tambah Hadi.
Melihat kekayaan budaya ini mulai tergeser oleh menu-menu modern, sejak tahun 2024 pemerintah daerah mengusulkan Gudeg Bonggol Gedhang sebagai warisan budaya tak benda.
Usulan itu disambut baik pemerintah pusat, dan tahun ini, secara resmi makanan khas Gunungkidul ini diakui sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Di tengah upaya pelestarian ini, muncul sosok seperti Mei Widyastuti, warga Wonosari yang melihat potensi besar dari makanan berbahan dasar sederhana ini.