HARIANE – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mendorong warganya untuk memperkuat ketahanan pangan secara mandiri. Program yang digagas oleh pemerintah ini mulai diterapkan di tengah masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan bahwa belum lama ini pemerintah meluncurkan program Gerakan Pangan dan Gizi atau Gerbang Pagi.
Program ini bertujuan mendorong warga agar mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan menjadi lebih produktif, setidaknya menghasilkan bahan pangan yang bisa diolah sewaktu-waktu untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri.
“Jadi kami minta masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebaik mungkin, dengan membudidayakan tanaman sayur seperti jagung, cabai, dan bawang merah, serta tanaman obat keluarga (toga) yang mudah ditanam di lingkungan rumah,” ujar Rismiyadi.
Untuk menyukseskan program ini, pemerintah juga menggandeng pendamping pertanian, kader PKK, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Dengan begitu, edukasi bisa menjangkau lebih luas dan diterima masyarakat dengan mudah.
“Kami ingin warga Gunungkidul mencintai tanahnya sendiri. Melalui gerakan ini, masyarakat bisa lebih mandiri dan tidak bergantung pada pasokan dari luar,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga mengadakan edukasi mengenai pertanian dan pengelolaan lahan sempit agar tetap bisa berproduksi secara optimal.
“Kami juga mengadakan Sekolah Lapang Tematik yang telah melibatkan 2.344 peserta. Tujuannya adalah menanamkan kecintaan terhadap dunia pertanian sejak dini,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengajak seluruh warga Gunungkidul untuk mulai menanam sayur-mayur dan bahan pangan yang mudah tumbuh di lahan sempit, meski hanya menggunakan polybag atau wadah bekas lainnya.
Langkah ini dimaksudkan untuk membentuk gerakan mandiri pangan serta menekan biaya konsumsi atau belanja rumah tangga. Dengan begitu, bahan pangan sedikit demi sedikit dapat dicukupi dari pekarangan sendiri.
“Ini sebagai upaya kami untuk mengoptimalkan lahan dan membentuk kemandirian ketahanan pangan. Di sisi lain, juga untuk menekan gaya hidup dan pola konsumsi yang berlebihan,” terang Bupati Endah.