Gaya Hidup , Budaya

Peti Mati dari Kardus di Hong Kong yang Ramah Lingkungan untuk Menghadapi Lonjakan Kematian Akibat Covid-19

profile picture Admin
Admin
Peti Mati dari Kardus di Hong Kong yang Ramah Lingkungan untuk Menghadapi Lonjakan Kematian Akibat Covid-19
Peti Mati dari Kardus di Hong Kong yang Ramah Lingkungan untuk Menghadapi Lonjakan Kematian Akibat Covid-19
HARIANE – Peti mati dari kardus di Hong Kong digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi kelangkaan peti mati berbahan kayu. Kelangkaan peti mati berbahan kayu ini disebabkan oleh lonjakan kematian akibat Covid-19 yang tinggi di Hong Kong yaitu sebesar 6.000 pada tahun ini.
Peti Mati dari Kardus di Hong Kong ini ditawarkan oleh beberapa industri pembuatan peti mati untuk mengatasi kelangkaan peti mati dari kayu. Peti mati dari kardus terbuat dari serat kayu daur ulang dengan hiasan desain interior tertentu untuk mempercantik bentuknya.
Peti Mati dari Kardus di Hong Kong sudah banyak diproduksi oleh perusahaan di Hong Kong. Dilansir dari website Manila Times, salah satu perusahaan yang memproduksi peti mati dari kardus yaitu LifeArt yang setiap harinya dapat memproduksi peti mati sebanyak 50 buah.
Peti mati yang produksi oleh LifeArt ini memiliki berat 10,5 kilogram atau 23 pon yang dapat membawa tubuh jenazah dengan berat badan maksimum 200 kilogram atau 441 pon.
BACA JUGA : "2 Cara Cek Lokasi Vaksin Covid-19 Terdekat Secara Online"
Penggunaan Peti Mati dari Kardus di Hong Kong ini memunculkan pro dan kontra masyarakat Hong Kong. Penolakan dari beberapa pihak mengenai penggunaan peti mati kardus ini yaitu mereka berpendapat bahwa peti mati dari kardus dianggap tidak menghormati orang yang meninggal tersebut.
“Kebanyakan orang enggan menggunakan peti mati dari kardus karena beranggapan bahwa dengan menggunakan peti mati ini tidak menghormati orang yang mereka cintai,” ujar CEO LifeArt Wilson Tong.
Wilson Tong mengatakan bahwa penggunaan peti mati dari kardus mendapatkan penolakan dari beberapa orang sehingga perusahaan ini mendesain model peti mati ini tetap mencerminkan agama bahkan untuk pemilihan warnanya dapat disesuaikan dengan keinginan pembeli.
Keterbatasan ruangan atau wilayah di Hong Kong menyebabkan praktik kremasi banyak dilakukan untuk menguburkan pasien Covid-19 yang sudah meninggal. Biasanya warga Hong Kong menaburkan abu kremasi ke lepas pantai dataran China.
Peti Mati dari Kardus di Hong Kong memiliki keunggulan yaitu ketika dibakar dalam proses kremasi akan mengeluarkan 87 persen lebih sedikit gas yang merugikan dibandingkan dengan penggunaan peti mati terbuat dari kayu.
Kematian akibat Covid-19 di Hong Kong dilaporkan sekitar 200 kematian setiap harinya selama satu minggu terakhir. Hal ini disebabkan karena banyak warga lanjut usia yang tidak melakukan vaksinasi meninggal dunia akibat Covid-19.
Lonjakan kematian karena Covid-19 ini menyebabkan kamar mayat yang berguna sebagai wadah pendingin untuk menyimpan mayat sementara penuh.
Organisasi nirlaba memberikan saran yaitu peti mati yang terbuat dari kardus dapat menjadi pilihan untuk digunakan. Organisasi ini membeli 300 peti mati untuk disumbangkan ke rumah sakit dan diberikan ke keluarga yang membutuhkan.
BACA JUGA : Australia Menghapus Syarat Tes Covid-19 untuk Penerbangan Internasional : 17 April Berakhirnya Test Negatif dan Perbatasan Kapal Pesiar
Ads Banner

BERITA TERKINI

Kemenkominfo Gelar Nobar Literasi Digital di Kalangan Pendidikan, Ajak Guru dan Pelajar Memahami ...

Kemenkominfo Gelar Nobar Literasi Digital di Kalangan Pendidikan, Ajak Guru dan Pelajar Memahami ...

Senin, 29 April 2024 23:26 WIB
Jadwal Pemadaman Listrik Jogja 30 April 2024, Wilayah Ini Akan Padam

Jadwal Pemadaman Listrik Jogja 30 April 2024, Wilayah Ini Akan Padam

Senin, 29 April 2024 21:51 WIB
"Kota Jogja Mencari Pemimpin", Forum Rakyat Jogja Untuk Demokrasi Sebut Isu Sampah dan ...

"Kota Jogja Mencari Pemimpin", Forum Rakyat Jogja Untuk Demokrasi Sebut Isu Sampah dan ...

Senin, 29 April 2024 21:51 WIB
Tok! DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta Buka Pendaftaran Bakal Calon Walikota dan Wakil ...

Tok! DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta Buka Pendaftaran Bakal Calon Walikota dan Wakil ...

Senin, 29 April 2024 21:49 WIB
Penemuan Mayat Gantung Diri di Cisompet Garut, Diduga Depresi Karena Sakit dan Ditinggal ...

Penemuan Mayat Gantung Diri di Cisompet Garut, Diduga Depresi Karena Sakit dan Ditinggal ...

Senin, 29 April 2024 21:22 WIB
Penemuan Mayat di Pantai Imorenggo Kulon Progo Hari ini, Berjenis Kelamin Laki-laki dan ...

Penemuan Mayat di Pantai Imorenggo Kulon Progo Hari ini, Berjenis Kelamin Laki-laki dan ...

Senin, 29 April 2024 18:30 WIB
7 Lokasi Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Bogor Gratis, Diantaranya di Alun-alun ...

7 Lokasi Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Bogor Gratis, Diantaranya di Alun-alun ...

Senin, 29 April 2024 17:48 WIB
Jadwal SIM Keliling Sumedang Mei 2024, Cek Lokasi Minggu Ini

Jadwal SIM Keliling Sumedang Mei 2024, Cek Lokasi Minggu Ini

Senin, 29 April 2024 16:39 WIB
Kecelakaan di Gedebage Bandung Libatkan Motor Vs Truk, 1 Korban Meninggal Dunia

Kecelakaan di Gedebage Bandung Libatkan Motor Vs Truk, 1 Korban Meninggal Dunia

Senin, 29 April 2024 16:36 WIB
Survei Elektabilitas Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta, Nama Heroe Poerwadi Duduki Posisi Teratas

Survei Elektabilitas Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta, Nama Heroe Poerwadi Duduki Posisi Teratas

Senin, 29 April 2024 16:28 WIB