HARIANE – Puluhan wisatawan tersengat ubur-ubur atau impes saat bermain air di kawasan wisata pantai Gunungkidul, pada Minggu (29/6/2025).
Wisatawan yang menjadi korban sengatan ubur-ubur didominasi oleh kalangan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh bentuk dan warna ubur-ubur yang unik, sehingga menjadi daya tarik bagi anak-anak.
Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, menyebut bahwa hingga Minggu (29/6/2025) sore, tercatat sudah ada 27 wisatawan yang menjadi korban sengatan ubur-ubur.
“Untuk sementara, laporan yang masuk sekitar 27 wisatawan yang tersengat ubur-ubur. Korban didominasi anak-anak,” kata Surisdiyanto saat ditemui di Pos Satlinmas Pantai Sepanjang, Tanjungsari, Minggu (29/6/2025).
Jumlah tersebut, lanjut Surisdiyanto, merupakan akumulasi dari laporan setiap pos Satlinmas di Wilayah Operasi II, seperti di Pantai Krakal, Drini, Sepanjang, Kukup, dan Ngrawe. Diperkirakan jumlah wisatawan yang tersengat ubur-ubur akan terus bertambah.
“Untuk pantai-pantai yang lain, laporannya belum masuk. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah hingga sore,” jelas Surisdiyanto.
Suris menjelaskan bahwa saat ini merupakan musim mendaratnya ubur-ubur dari tengah laut menuju daratan.
Salah satu penyebabnya adalah perubahan suhu di laut, sehingga kawanan ubur-ubur tersebut mencari lokasi yang dianggap lebih hangat, termasuk daratan pantai.
“Musim migrasi ubur-ubur ini biasanya terjadi setahun sekali, sekitar bulan Juni hingga akhir September. Saat mendarat di pantai, mereka mudah tersentuh karena biasanya berada di pasir atau mengambang di pinggir pantai,” ujar Suris.
Ia menambahkan, ubur-ubur atau yang oleh masyarakat lokal disebut impes, memiliki bentuk dan warna yang unik, menyerupai balon dengan warna biru pada tentakelnya. Hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk menyentuhnya.
“Kadang dianggap mainan oleh anak-anak yang sedang bermain di pantai, akhirnya disentuh,” tambahnya.
Terkait efek sengatan ubur-ubur, Suris menjelaskan bahwa dampaknya tergantung pada kondisi tubuh korban.