Berita
Rencana Pemkab Gunungkidul Angkat Air dari Luweng Wuluhkumet untuk Penuhi Kebutuhan Warga
HARIANE - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul masih memiliki banyak tugas untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh warganya. Salah satunya adalah pengentasan kesulitan air bersih di musim kemarau. Hingga kini, belum semua warga terakses oleh PDAM, sehingga di musim kemarau, mereka selalu kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Seperti yang dialami warga di kawasan selatan Bumi Handayani, setiap musim kemarau selalu menjadi daerah langganan kekeringan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa mencari air di sumber-sumber yang masih mengeluarkan air bersih. Selain itu, mereka juga harus membeli air dengan biaya yang cukup tinggi.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, pemerintah menggagas rencana pengangkatan air bersih dari Luweng Wuluhkumet yang berada di Padukuhan Gebang, Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, untuk memenuhi kebutuhan warga.
Rencananya, jika air berhasil diangkat, itu akan mencukupi kebutuhan warga di beberapa padukuhan di kalurahan tersebut.
Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Totok Sugiharta, mengatakan bahwa berdasarkan survei dan pemetaan yang dilakukan, pihaknya menemukan bahwa Luweng Wuluhkumet memiliki sumber air yang dapat diangkat dan dimanfaatkan.
Setelah dicek, ternyata kedalaman luweng ini kurang dari 45 meter, dan di bawahnya terdapat pertemuan dua sungai bawah tanah.
“Setelah dicek, hasilnya demikian, sehingga kami usulkan ke Pemkab Gunungkidul untuk pengangkatan sumber air tersebut,” terang Totok.
Ia menjelaskan untuk sistem tahapan ke depan, pengeboran dan pengangkatan akan dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama di kedalaman 45 meter dengan debit 7-10 liter per detik untuk melayani 800 sambungan rumah, dan titik kedua berjarak 150 meter dari titik pertama, berada di titik pertemuan dua sungai.
“Estimasi kami, dari sumber ini dapat memenuhi kebutuhan air di Panggang I, Panggang II, dan Panggang III,” jelasnya.
Adapun untuk proyek tersebut, ia memperkirakan anggaran yang diperlukan berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 700 juta, dengan proses pengerjaan selama dua bulan.