Berita
Serangan Israel ke Gaza Sudah Sampai Rafah, Mediator Sebut Gencatan Senjata Sulit Dicapai
HARIANE - Serangan Israel ke Gaza saat ini sudah memasuki Rafah, daerah perbatasan Palestina-Mesir yang menjadi wilayah berpenduduk 1,4 juta orang.
Rafah disebut sebagai tempat aman terakhir di Gaza yang menjadi tempat berlindung bagi jutaan warga Palestina yang tergusur dari tempat tinggalnya.
Dengan masuknya pasukan Israel ke Rafah meski sempat dibujuk oleh Presiden AS Joe Biden, Qatar sebagai mediator antara Israel dengan Hamas menyebut peluang untuk gencatan senjata kini tidak terlalu menjanjikan.
Dilansir dari laman The Japan Times, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut bila setuju untuk tidak menyerang Rafah artinya setuju untuk kalah dalam perang melawan Hamas.
Sikap PM Israel tersebut menepis segala peningkatan upaya yang dilakukan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat sebagai mediator untuk gencatan senjata sebelum tentara Israel masuk ke Rafah.
Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani yang telah bertemu dengan negosiator dari Israel dan Hamas minggu ini, mengungkapkan bahwa upaya untuk gencatan senjata diperumit dengan permintaan 'banyak negara' yang menginginkan penghentian perang di Gaza harus dibarengi dengan pelepasan sandera.
Ia juga menyebut Hamas mengancam untuk menunda partisipasinya dalam diskusi gencatan senjata kecuali bantuan kemanusiaan dibawa masuk ke Jalur Gaza bagian utara, di mana ancaman kelaparan di sana mulai membayangi.
Sementara itu Netanyahu menolak permintaan dari Hamas yang disebutnya sebagai permintaan yang 'menggelikan'.
Permintaan tersebut termasuk penghentian total pertempuran, pelepasan tahanan Hamas, dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Hamas disebut tidak ingin berkompromi soal permintaan tersebut.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan setidaknya 28.858 warga Palestina meninggal dunia, dan 68.667 terluka. Sedangkan jumlah kematian di Israel sejak serangan Hamas tersebut adalah 1.139 orang. ****