Berita , Ekbis
Utang Luar Negeri Indonesia Naik, Pembiayaan Program dan Proyek Jadi Penyebabnya
HARIANE - Bank Indonesia menyampaikan jumlah utang luar negeri Indonesia naik per akhir 2023, yaitu sebesar 407,1 miliar dola AS atau sekitar Rp 6,349 T (jika kurs Rp 15.596 per dolar AS).
ULN tersebut naik 2,7% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,02 (yoy).
Sementara itu pada akhir triwulan IV 2023, Indonesia memiliki utang luar negeri sebesar 196,6 miliar dolar AS yang naik 5,4% dibandingkan dengan pertumbuhan 3,3% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Menurut keterangan dari Bank Indonesia, utang luar negeri yang naik tersebut paling utama disebabkan oleh pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral yang digunakan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Selain itu, ULN juga dipengaruhi oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) baik domestik maupun internasional.
Meski utang luar negeri Indonesia naik, pemerintah tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bunga secara tepat waktu. Dana ULN juga digunakan secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Bank Indonesia mengungkapkan ULN yang merupakan salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN akan digunakan untuk pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas.
Dukungan pembiayaan tersebut mencakup antara lain pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,7% dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,9%), Jasa Pendidikan (16,6%), Konstruksi (14,1%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7%).
Utang Luar Negeri Indonesia Tetap Terkendali
Posisi ULN yang meningkat disebut masih dalam level yang aman dan terkendali karena hampir seluruh utang Indonesia ke luar negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah.
Sementara ULN swasta juga menunjukkan kontraksi pertembuhan di mana pada akhir triwulan IV 2023 tercatat sebesar 197,0 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9% (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan III 2023 sebesar 3,5% (yoy).
Bank Indonesia menyebut utang luar negeri Indonesia sehat, jika dilihat dari rasio ULN terhadap PDB sebesar 29,7%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang. ****