Berita , D.I Yogyakarta
Vakum Belasan Tahun, Pisangseger Reuni Lewat Pameran Wet Ground 2025

HARIANE – Setelah vakum belasan tahun, kelompok seni Pisangseger yang berisi alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jurusan Seni Murni Grafis angkatan 2001 kembali menggelar art exhibition bertema Wet Ground 2025 di Bolo Space, Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Digelar pada 1–14 Agustus 2025 dan terbuka gratis untuk umum, pameran ini menampilkan puluhan karya berupa lukisan, grafis, dan drawing dari 12 seniman.
Salah satu seniman Wet Ground, Yudha Sandy, mengatakan bahwa tema ini sengaja diangkat sebagai pemantik berkarya setelah sekian lama Pisangseger vakum.
Wet Ground sendiri diartikan sebagai tanah basah atau lemah teles. Dalam khazanah budaya Jawa, lemah teles dimaknai sebagai Gusti Allah sing mbales.
Sedangkan secara filosofis, lemah teles mengacu pada sikap menerima, memaafkan, dan menghargai keseimbangan dalam kehidupan.
Merujuk pada tema ini pula, menurut Sandy, ide-ide yang lahir dari kedalaman, pengalaman, dan ekspresi medium dituangkan dalam karya-karya yang ditampilkan pada pameran ini.
“Karya yang beragam, pameran ini mengajak kita menelusuri jejak kreatif bagaikan tanah basah yang menyimpan potensi kehidupan,” kata Sandy, Jumat (1/8/2025).
Seniman lain yang terlibat, Danang Catur, menyampaikan bahwa jika dikaitkan dengan karya seni—terutama grafis—dasarnya adalah teknik grafis basah. Bahkan ketika membuat karya, tak jarang seniman juga berpeluh keringat sehingga membuat tubuhnya basah.
“Lemah teles juga simbol dari tanah yang siap ditanami, atau tanah yang basah sehabis hujan. Itu menjadikan nuansa lebih segar, dan konsepnya juga diterima oleh teman-teman Pisangseger,” terang Danang.
Setelah vakum belasan tahun tanpa menggelar pameran bersama, lanjut Danang, Pisangseger kini kembali menghadirkan pameran dengan 20 karya dari berbagai medium yang lebih matang.
Menurutnya, hal ini tak lepas dari proses hidup masing-masing anggota kelompok yang menjadikan mereka semakin dewasa ketika bertemu kembali.
“Walaupun kita kelompok grafis, untuk kekaryaan di pameran ini mereka berkarya dengan teknik apa pun, tapi spirit grafisnya masih terlihat,” sambungnya.