HARIANE - Bakal calon Presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyebut jika bakal calon wakil presiden yang mendampinginya dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 nanti harus berasal dari partai koalisi.
Hal itu ditegaskan Anies disela kunjungannya ke di Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam rangka peringatan Hari Buruh pada Sabtu (6/5/2023).
"Tentang nama-nama, kalau terkait dengan pimpinan partai atau anggota partai, maka mereka yang berada di dalam koalisi otomatis," ujar Anies.
Meski demikian, pihaknya akan tetap mendengar masukan dari berbagai pihak yang ingin menyampaiakan aspirasi dan mengusung nama-nama untuk dipasangakan dengannya di Pilpres 2024 mendatang.
Hanya saja, partai yang mengusulkan nama-nama bacawapres tersebut, wajib lebih dulu bergabung ke koalisi.
"Jadi kalau ada aspirasi untuk mengusulkan dari partainya, maka partainya harus menjadi bagian dari koalisi. Kalau tidak jadi bagian koalisi ya tidak fair, ini-kan prinsip yang sangat sederhana," ujar Anies.
Elektabilitas Rendah, Anies Mulai Melakukan Safari Politik
Sebagaimana diketahui, pada 24 Maret 2024 lalu, Anies Baswedan diusung menjadi Bacapres dari Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat dan Nasdem.
Meski tingkat elektabilitasnya cenderung terus mengalami peningkatan, namun hasil survei dari beberapa lembaga yang di rilis pada April 2024 ini menunjukkan jika elektabilitas Anies masih kalah dibanding Bacapres dari PDIP, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.
Menurut hasil survei Indikator Politik yang dilakukan selama 11-17 April 2023 dengan metode multistage random sampling yang melibatkan 1.220 responden, dari 35 tokoh potensial, hasil elektabilitas Anies hanya 18,8 persen.
Sementara pesainganya, Ganjar Pronowo berada diangka 27,5 persen dan Prabowo dengan 25,1 persen.
Sementara untuk hasil survei yang hanya menawarkan 3 nama, Ganjar mendapat 34 persen di susul Prabowo 31,7 persen dan Anies Baswean 25,2 persen.