Berita , D.I Yogyakarta
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi saat Lebaran, BPBD DIY Siapkan Posko Bencana

HARIANE – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyiagakan posko bencana selama libur Lebaran nanti, termasuk di setiap desa di Kabupaten Bantul.
Hal ini dilakukan guna mengantisipasi bencana hidrometeorologi yang diperkirakan masih akan terus terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan bahwa posko bencana ini merupakan bentuk antisipasi dini, mengingat DIY berstatus siaga darurat hingga 8 April 2025.
Selain itu, sebagian besar wilayah Bantul menjadi destinasi wisata atau setidaknya dilewati pemudik yang menuju destinasi lain, termasuk kawasan rawan bencana.
“Diperkirakan nanti arus mudik yang masuk ke DIY mencapai 6 juta orang, dan kemungkinan jumlah orang yang keluar juga hampir sama. Nah, ini perlu kita antisipasi agar tidak ada korban jiwa selama libur Lebaran,” kata Noviar, Rabu (19/3/2025).
Noviar menyampaikan bahwa sejauh ini Pemda DIY telah memetakan berbagai kawasan yang harus diwaspadai.
Selain kawasan pantai selatan dari Gunungkidul, Bantul, hingga Kulon Progo yang rawan ombak tinggi dan serangan ubur-ubur, beberapa kawasan rawan longsor juga menjadi perhatian.
“Diperkirakan arus mudik akan dimulai pada 24 Maret dan arus balik pada 8 April. Sepanjang periode itu, DIY masuk dalam status siaga bencana hidrometeorologi,” terangnya.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, mengatakan bahwa wilayah DIY memiliki banyak potensi bencana, mulai dari erupsi Gunung Merapi hingga megathrust yang dapat memicu tsunami dan gempa di selatan.
Terkait potensi tersebut, diperlukan sistem penanggulangan bencana yang kuat dan cepat.
Eko berharap selama libur Lebaran nanti, masyarakat berbasis keluarga tangguh bencana dapat membantu pemerintah dalam mengedukasi warga terkait mitigasi bencana.
“Penanggulangan bencana dimulai dari pencegahan dan kesiapsiagaan, kemudian ada kedaruratan, rehabilitasi-rekonstruksi, peralatan, dan teknologi. Ini harus disiapkan dengan baik, termasuk bagaimana menghadapi pra-bencana dan pasca-bencana,” tandasnya.****