Berita , D.I Yogyakarta
Hore! Bantuan Puluhan Ton Benih dan Alat Pertanian Siap Disalurkan di Gunungkidul
HARIANE - Sebagian besar petani di Kabupaten Gunungkidul telah selesai panen padi dan jagung pada musim tanam pertama.
Memasuki musim tanam kedua ini, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul memdapatkan bantuan benih padi dan jagung untuk para petani.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, pada 2025 ini pihaknya menerima bantuan benih dengan rincian 61,8 ton benih padi dan jagung sebanyak 19,035 ton. Benih tanaman pangan ini akan diperuntukkan bagi petani di 10 kapanewon.
"Setiap satu hektare lahan akan menerima bantuan 25 kg benih," kata Raharjo Yuwono.
Ia menjelaskan, bantuan benih ini hanya akan menyasar 2.472 hektare lahan padi dan 1.269 hektar lahan jagung hibrida. Sedangkan data DPP diperkirakan pada musim tanam kedua ini ada 7.176 hektare lahan jagung dan 8.383 hektare lahan padi.
"Lahan pertanian yang ditanami jumlahnya berkurang dibandingkan dengan lahan pada musim tanam pertama kemarin karena di Gunungkidul merupakan lahan yang memanfaatkan tadah hujan. Beberapa sudah berinovasi dalam 1 tahun bisa oanen 2 sampai 3 kali, tapi sebagian masih hanya 1 sampai 2 kali saja," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk menuju swasembada pangan petani merupakan ujung tombaknya. Maka dari itu berbagai upaya untuk menggenjot hasil pertanian terus dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan pemberian berbagai bantuan berkaitan dengan sektor ini.
"Untuk benih kami sudah menerima. Pun dengan alokasi pupuk yang terus digelontor oleh pemerintah, tahun ini jumlahnya sangatlah besar," jelas dia.
Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan peralatan penunjang kegiatan pertanian seperti hand tracktor dan lainnya. Tidak hanya dari pemerintah pusat melalui APBN tapi dari kabupaten melalui APBD pun juga akan menyalurkannya.
"Tahun ini akan diberikan bantuan alsintan baik dari APBN maupun APBD tapi untuk jumlahnya berapa dan kapannya ini masih dalam koordinasi bersama. Pada prinsipnya, pemerintah mendukung penuh kegiatan pertanian untuk terus dikembangkan," tandas Raharjo.
Sementara itu, salah seorang petani di Semanu, Tumiyem mengatakan untuk lahan pertanian miliknya selama ini hanya bisa 2 kali tanam dan dua kali panen. Sebab lahan di wilayahnya merupakan lahan yang mengandalkan air hujan saja.
"Di musim tanam kedua ini saya tanam sistem tumpangsari jagung dan kacanghijau yang jenisnya tahan dicuaca kering karena sini sulit aliran air. Kalau yang sebelah utara itu biasanya sampai 3 kali setelah padi, palawija kemudian digunakan untuk menanam sayur atau hortikultura karena ada sumur bor jadi kebutuhan air tercukupi," pungkasnya.****