Berita , D.I Yogyakarta
BPBD DIY: 3 Orang Meninggal Akibat Cuaca Buruk di Jogja Selama Masa Darurat
HARIANE - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat ada tiga orang yang menjadi korban jiwa akibat cuaca buruk di Jogja selama masa darurat berlangsung.
Data tersebut berdasarkan dari kejadian hidrometeorologi yang terjadi di wilayah Yoagyakarta periode 20 Desember 2023 sampai 31 Januari 2024.
Bencana yang terjadi seperti tanah longsor, pohon dan rumah ambruk, maupun kejadian lain yang terkait dengan curah hujan tinggi disebabkan oleh Siklon Tropis Anggrek yang aktif di sekitar wilayah Indonesia beberapa waktu lalu.
Dari periode masa darurat tersebut, BPBD DIY mencatat kejadian menonjol terjadi pada 16-22 Januari 2024 di mana selain menyebabkan 3 orang meninggal dunia, terdapat 10 orang mengalami luka ringan, 1 luka sedang, 1 luka berat, dan 26 warga harus mengungsi.
Kejadian paling banyak disebabkan oleh angin kencang yang menyebabkan pohon-pohon tumbang, bangunan runtuh, dan sebagainya.
Kabupaten Gunungkidul menjadi wilayah dengan kejadian angin kencang paling banyak yaitu sebanyak 560, disusul Sleman sebanyak 255, kemudian Bantul 201 kejadian, Kulon Progo 114 kejadian, dan Kota Yogyakarta 49 kejadian.
Sedangkan kejadian tanah longsor paling banyak terjadi di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 25 peristiwa, Bantul 20 peristiwa, Gunungkidul 16 peristiwa, Sleman 14 peristiwa, dan Kota Yogyakarta 5 peristiwa.
Akibat cuaca buruk di Jogja yang terjadi sejak akhir Desember hingga akhir Januari, BPBD DIY mencatat 561 rumah rusak ringan, 70 rumah rusak sedang, 3 rumah rusak berar, 580 pohon tumbang, serta ratusan fasilitas dan sarana umum lainnya mengalami kerusakan.
Atas kerusakan yang terjadi, diperkirakan kerugian material saat ini terestimasi Rp 2.551.255.000 di mana belum semuanya terhitung yang berpengaruh terhadap 120 KK dan 225 jiwa.
Untuk mengurangi dampak cuaca buruk di Jogja, BPBD akan melakukan pendampingan penerapan sistem penangangan darurat kabupaten/kota, mengurangi kesenjangan dalam sistem penanggulangan bencana, dan mengembangkan sistem penanganan darurat untuk percepatan arus data dan analisis. ****