Berita
Bukan Fenomena Aphelion, Ini Penyebab Cuaca Dingin di Musim Kemarau di Indonesia
HARIANE - Fenomena Aphelion disebut-sebut jadi penyebab cuaca dingin di musim kemarau di Indonesia.
Informasi tersebut beredar di dalam pesan-pesan broadcast melalui media sosial yang diterima masyarakat seiring dengan adanya cuaca dingin yang terjadi akhir-akhir ini.
Namun, rupanya cuaca dingin di musim kemarau tersebut bukan disebabkan oleh fenomena Aphelion. Lalu apa penyebab sebenarnya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Fenomena Aphelion Disebut Jadi Penyebab Cuaca Dingin di Musim Kemarau di Indonesia
Sebagaimana dilansir dari unggahan Instagram @bmkg, dijelaskan secara singkat mengenai apa itu fenomena Aphelion.
Aphelion merupakan suatu kondisi ketika jarak bumi dengan matahari berada pada titik terjauh saat periode revolusinya. Hal itu yang kemudian dianggap masyarakat sebagai penyebab dari cuaca dingin yang terjadi akhir-akhir ini.
Kemudian, hal itu dikoreksi oleh BKMG sebab kondisi Aphelion sejatinya tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.
Penyebab Cuaca Dingin di Musim Kemarau di Indonesia yang Sebenarnya
Jika bukan fenomena Aphelion, lalu apa penyebab yang sebenarnya? Lebih lanjut lagi, BMKG menyebut jika fenomena suhu udara dingin memang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau yakni pada Juli hingga September.
Hal itu ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasa dari Benua Australia. Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia mampu menggerakkan massa udara dari Australia menuju Indonesia.
Kemudian hal itu mengakibatkan suhu terasa lebih dingin di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Fenomena ini dikenal juga sebagai Moonson Dingin Australia.
Berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa - Nusa Tenggara pada musim kemarau juga mempengaruhi terjadinya suhu yang dingin di malam hari.