Cerpen Mustofa W Hasyim
“Aku tidak takut dan tidak bengong.”
“Lantas apa yang kau lakukan ini?”
“Saya berfikir.”
Mendengar jawaban lelaki yang suka memamerkan cucu itu, meledaklah tawa nenek. Aneh, suara tawa dia tidak tajam, tetapi empuk di telinga. Ini makin membuat ragu lelaki itu. Menerjang nenek itu atau tidak?
Nenek itu menghentikan kegiatan tertawanya. Dia diam, tersenyum sambil memandang lelaki dan cucunya berganti-ganti.
Tiba-tiba terdengar anak perempuan gemuk itu tertawa. Terbahak-bahak, tergelak-gelak, lalu terpingkal-pingkal sambil mengguling-gulingkan tubuhnya.
Lelaki itu terkejut melihat ulah cucunya. Ia berjongkok dan bertanya kepada cucunya.
“Ada apa Nduk?”
Anak kecil, perempuan gemuk itu terus tertawa.
“Apa yang membuatmu tertawa Nduk?”
Anak kecil itu menghentikan tawanya. Dia memandang kakeknya dan nenek itu berganti-ganti.
“Kakek dan nenek ini lucu. Lucu sekali. Masak orang tua mau berantem. Kayak anak kecil aja.” Lelaki itu terhenyak mendengar penjelasan cucunya.