“Juga layanan makanan dan barang mereka memasang tarif seenaknya. Misalnya double order dari Grab, itu yang diambil yang terjauh, tetapi yang terdekat tidak masuk kita, paling pol kalau masuk hanya 2 ribu, padahal mereka pasang tarif 8 ribu, dikasih ke kita harusnya 8 ribu, hanya 2 ribu. Seperti di Gojek layanan Gojek itu sangat menyengsarakan temen-teman,” terang dia.
Ia menyampaikan, tarif tergolong tinggi yang dibebankan ke pengguna layanan ojol tak jarang membuat customer memilih untuk tak lagi menggunakan layanan ojol yang mana hal itu tentu berdampak terhadap sepinya order-an pelaku ojol.
Jika Peraturan Gubernur terkait tarif ojol merata yang dibebankan ke customer, ia menilai nantinya masyarakat akan kembali menggunakan layanan ojol.
“Misalnya penumpang mau pesan motor, di Grab dan Gojek ada tarif layanan, tarif pemasangan yang membebankan customer terlalu tinggi, misalnya di stasiun macet ada keluarga penumpang yang jemput, terlalu mahal mau pesen online. Kalau peraturannya diterapkan, dan persaingannya sehat, penumpang pasti kembali ke kita. Kalau sudah ada Pergub kamu harus menentukan sekian-sekian, kita senang. Kita enggak masalah tarif sesuai per kilometer 2 ribu, tapi customer kasian,” jelas Sapto soal tuntutan demo ojol jogja hari ini. ****
Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com