Berita
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Temukan Cacing Hati pada Hewan Kurban
HARIANE - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul menemukan kasus cacing hati (fasciola heoatica) pada hewan kurban. Petugas yang melakukan pengecekan kemudian mengambil tindakan dengan memotong hati yang terdapat cacingnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, drh. Retno Widyastuti mengungkapkan data sementars yang masuk sampai Rabu (19/06/2024) terdapat 15.023 hewan ternak yang disembelih di Kabupaten Gunungkidul. Adapun dari jumlah tersebut, petugas kesehatan hewan yang bertugas di lapangan menemukan 18 kasus cacing hati.
"Prosentasenya sangat kecil. Temuan kami ini hati yang terpapar cacing hati derajatnya masih tergolong ringan," ungkap drh. Retno Widyastuti, Rabu (19/06/2024) saat dikonfirmasi.
Ia menjelaskan, penanganan yang dilakukan adalah dengan memotong hati yang ditemukan cacing hati. Kemudian bagian yang rusak ini dimusnahkan dengan cara dibakar.
"Jadi satu hati hewan kurban ini kami afkir dulu, kalau jaringan yang rusak lumayan derajatnya baru kemudian dipotong (hilangi)," ucapnya.
Sedangkan sisanya dikembalikan ke petugas kurban dsb bisa dibagikan untuk dikonsumsi oleh penerima daging kurban. Menurutnya sangat jarang apabila satu hati hewan kurban rusak akibat cacung hati.
"Hanya sebagian kecil saja dan sisanya masih bisa dikonsumsi. Kalau yang 1 hati full rusak itu sangat jarang, mayoritas kan hewan kurban jantan dan umurbya terbatas to. Alhamdulillah tidak ada temuan yang memprihatinkan," sambung Retno.
Berdasarkan pengecekan yang dilakukan oleh petugas, hati sapi di Kabupaten Gunungkidul cenderung sehat. Berada di daerah yang tanahnya mengandung kapur menjadi salah satu penghambat siklus pertumbuhan cacing, berbeda dengan daerah yang berada di bantaran sungai, sawah dan lahan basah lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan cacing dan hati sapi mudah rusak.
"Daerah basah di wilayah kita kan sangat jarang hanya beberapa kapanewon seperti Gedangsari sisi selatan, Ponjong, Karangmojo itu saja cenderung kering. Di tanah kapur pertumbuhan cacing dapat terkendali," jelas Retno.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, tidak ada temuan sapi dalam kondisi sakit yang menjadi hewan kurban. Untum mengantisipasi, pada H-1 petugas kesehatan hewan sudah mulai bergerak melakukan pengecekan antemortem.
"Kalau ada sapi suhu di atas normal langsung ditangani. Namun sejauh ini tidak ada laporan sapi sakit dan butuh penanganan serius. Semua berjalan dengan baik," imbuhnya.
Hingga saat ini, petugas kesehatan hewan masih terus melakukan pengecekan di lapangan. Mengingat masih ada beberapa lokasi yang melakukan penyembelihan hewan kurban.