HARIANE - Penurunan videotron Anies Baswedan di Jakarta dan Bekasi disebut justru memberikan perhatian lebih kepada capres nomor urut satu tersebut.
Hal itu menjadi kesimpulan dari Drone Emprit yang merupakan pemonitor media berbasis AI atas hasil analisa percakapan di media sosial X, YouTube, dan media berita online di Indonesia.
Tayangan videotron yang mengiklankan Anies Baswedan merupakan proyek dari Humanies, nama fandom organik pendukung Anies di media sosial, yang dicanangkan oleh akun X @olpproject dan @aniesbubble.
Pada 15 Januari 2024 iklan tersebut tayang tetapi tidak sampai 24 jam sudah diturunkan. Olpproject sebagai penggagas pun menyatakan bahwa tayangan tidak bisa dilanjutkan karena suatu hal padahal dijadwalkan tayang hingga 21 Januari 2024.
Diturunkannya tayangan iklan videotron tersebut pun menjadi pembahasan yang hangat di media sosial. Drone Emprit membuat hipotesa penurunan iklan justru menimbulkan Streisand Effect.
Melalui media sosial, Ismail Fahmi selaku founder deri Drone Emprit menjelaskan bahwa Streisand Effect adalah konsekuensi di luar perhitungan yang terjadi terhadap usaha untuk menyembunyikan, menghilangkan, atau menyensor informasi. Usaha tersebut justru berbalik arah karena publik menjadi semakin mengetahui soal informasi tersebut.
Hasil analisa Drone Emprit dari 15-16 Januari 2024 pun menunjukkan indikasi-indikasi bahwa penurunan videotron Anies Baswedan menimbulkan Streisand Effect yang berdampak signifikan pada citra publiknya.
Data menunjukkan sebelum tindakan penurunan grafik menunjukkan jumlah sebutan kata kunci videotron stabil dan lebih rendah dibandingkan jumlah penulis aktif yaitu sebanyak 9.297.
Sementara setelah diturunkan, jumlah sebutan kata kunci tersebut justru melonjak di mana jumlah penulis aktif menjadi 32.453.
Drone Emprit juga mencatat ada peningkatan jumlah artikel di media online usai penurunan videotron Anies ramai di media sosial.
"Peningkatan jumlah artikel secara signifikan setelah waktu yang diduga sebagai 'takedown' mendukung gagasan bahwa Streisand Effect mungkin terjadi, di mana upaya untuk menyensor atau menghilangkan konten justru meningkatkan visibilitas dan diskusi tentang topik tersebut," tulis Ismail Fahmi.
Masyarakat yang penasaran dengan videotron Anies yang diturunkan kurang dari 24 jam pun menggunakan YouTube untuk mencari informasi lebih banyak.