Berita , Harianesia
Dulu Membela Tanah Air, Kini Sarno Masih Berjuang Bertahan Hidup Sebatang Kara
"Saat itu aturannya lima tahun selesai tapi saya sudah 9 tahun, saya dapat bintang sewindu pada saat itu," kata dia.
Usai operasi-operasi militer itu, beberapa rekannya melanjutkan karier dengan masuk sekolah kemiliteran.
Sementara Sarno tidak, dia tidak mampu melanjutkan sekolah meski sempat menyandang predikat sebagai wakil komandan.
Mulai saat itu, Sarno menggantungkan hidupnya dengan pekerjaan yang tidak tentu. Sempat menjadi petugas keamanan pasar di Bandung sebelum akhirnya pulang ke Gunungkidul.
Di tanah kelahirannya ini, Sarno melanjutkan hidup dengan bertani dan menggarap lahan seadanya.
Meski tak berharap banyak pada negara yang telah ia bela, Sarno mencoba memperjuangkan statusnya sebagai veteran diakui.
Sudah dua kali mengajukan diri sebagai Calon Veteran sejak tahun 2014 yang lalu. Namun nasib berkata lain, upayanya tidak membuahkan hasil.
"Setiap hari batin saya itu menangis merasa nelongso jika mengingat perjuangan saya dulu bersama teman-teman saya yang bertaruh nyawa. Teman saya itu banyak yang mati, tidak pulang," sebutnya.
Seperti hampir putus asa, dia berharap masih ada kesempatan untuk mendapatkan gelar sebagai veteran.
Di sisi lain, Sarno masih harus berjuang dengan hidupnya yang kini sebatang kara. Bahkan untuk tinggal pun hanya numpang di lahan milik kerabat yang sebelumnya digunakan untuk kandang ayam.
Rumah kecil yang ia huni berdinding anyaman dan berlantai tanah, begitu sederhana. Tak banyak perabot di dalamnya.